Serangan Rasisme Berlanjut, Pejabat AS Keturunan Asia Tunjukkan Bekas Lukanya: Apa Patriotisme Ini Cukup?

31 Maret 2021, 14:20 WIB
Aksi Stop Asian Hate di AS. Seorang pejabat AS keturunan Asia tunjukkan bekas lukanya sebagai simbol patriotisme.* /Reuters/Shannon Stapleton

PR CIREBON – Kasus rasisme anti-Asia di Amerika Serikat (AS) semakin memakan banyak korban.

Kekerasan anti-Asia tersebut tidak hanya dialami oleh warga biasa saya, tetapi juga pejabat Angkatan Udara AS.

Seorang pejabat Angkatan Udara AS mengatakan bahwa di tengah naiknya kasus rasisme anti-Asia, ia sempat dipertanyakan patriotismenya hingga menunjukkan bekas lukanya.

Baca Juga: Jus Semangka Merupakan Minuman Menyegarkan yang Sangat Baik Untuk Musim Panas, Mengapa?

Pejabat Angka Udara AS keturunan Asia tersebut, Lee Wong, mengaku geram melihat kekerasan anti-Asia yang menargetkan orang-orang tak bersalah.

Ia pun membuka kancing kemejanya pada sebuah pertemuan, untuk menunjukkan bekas luka merah di dadanya.

Sebagaimana diberitakan di PR Pangandaran dalam artikel "Geram Melihat Gejolak Anti Asia, Pejabat Amerika Ini Tunjukan Bekas Luka Bukti Patriotisme" adapun bekas luka itu ia dapatkan dari dinas militernya, Lee Wong ingin menunjukan kepada orang-orang yang hadir seperti apa patriotisme itu, alih-alih bersikap anti-Asia.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Bulanan, 1 – 30 April 2021, Catat Tanggal –Tanggal Baik Untuk Peralihan Cinta Anda

Lee Wong, yang bertugas di Angkatan Darat AS selama 20 tahun telah pindah ke Amerika Serikat dari Tiongkok, dirinya telah menetap di sana selama 51 tahun.

Dia mengatakan bahwa dia telah menghadapi rasisme dan harus "menerima banyak omong kosong dalam diam, memaafkan bahasa, terlalu takut untuk berbicara, takut lebih banyak pelecehan dan diskriminasi."

Dia juga mengatakan patriotismenya telah dipertanyakan oleh orang-orang yang "tidak bisa melupakan wajahnya."

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Bulanan, 1-30 April 2021, Aries Saatnya Berubah, Taurus Lihat Lagi Pasanganmu

Pada pertemuan dewan pengawas di West Chester Township, Ohio, ketua dewan membahas kekerasan dan diskriminasi terhadap orang Asia-Amerika.

Lee Wong kemudian dengan tenang membuka kancing bajunya untuk menunjukkan bekas lukanya.

“Saya berusia 69 tahun, dan saya akan menunjukkan seperti apa patriotisme itu,” katanya.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Bulanan 1 – 30 April 2021, Untuk Semua Zodiak: Ini Tentang Mengambil Tindakan

“Ini buktinya. Ini didukung dari layanan saya di militer AS. Sekarang, apakah patriotisme ini cukup? ”

“Saya tidak malu berjalan-jalan lagi. Sebelumnya, saya merasa terhambat. Orang-orang memandang saya dengan aneh dan berani mempertanyakan kesetiaan saya kepada negara ini, saya tidak cukup terlihat seperti orang Amerika. "

“Terakhir saya membaca Konstitusi Amerika, kami rakyat, kami semua sama. Kita sama."

Baca Juga: Vicky Prasetyo Sebut Kalina Ocktaranny Sedang Hamil Karena Hal ini, Berencana Dinamai Gladiator

Lee Wong memberi tahu Cincinnati Enquirer bahwa pidatonya tidak direncanakan tetapi menambahkan bahwa "waktunya tepat mengingat apa yang terjadi di negara ini."

“Pada saat itu, saya tidak tahu apa yang merasuki diri saya. Saya hanya tahu saya harus mengatakan sesuatu, ”katanya.

Dia menambahkan bahwa saat ini lebih dari enam wanita Asia telah ditembak mati di Atlanta, hal ini juga terkait kebencian pada Asia dimana virus Covid-19 disebut sebagai 'Virus Tiongkok'.

Baca Juga: Dilarang Pacaran Sejak SMP, Lesti Kejora Akui Sempat Berbohong pada Orang Tua

Salah satu dari banyak insiden rasisme yang dihadapi Lee Wong adalah ketika dia berimigrasi ke Chicago untuk mengejar gelar di bidang farmakologi di awal tahun 1970-an.

Dia dua tahun mengikuti programnya ketika dia dipukuli oleh seorang pria kulit putih yang mengira dia orang Jepang.

Namun, hakim menghukum pria itu hanya satu tahun masa percobaan, sedangkan Lee Wong, yang dirawat di rumah sakit karena serangan itu, bingung dan marah.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Bulanan, 1-30 April 2021: Hidup Tak Adil bagi Libra hingga Sagitarius Bangkitlah

“Selama dua tahun, saya marah pada dunia dan saya membenci orang kulit putih,” katanya, menambahkan bahwa dia kemudian menikah dengan seorang wanita kulit putih.*** (R Sabrina Puspa Dewi/PR Pangandaran)

Editor: Linda Agnesia

Sumber: PR Pangandaran

Tags

Terkini

Terpopuler