Papua Nugini Ucapkan Perpisahan pada 'Ketua Agung' Michael Somare dalam Upacara Kenegaraan

12 Maret 2021, 18:35 WIB
Michael Somare meninggal dunia /REUTERS/Mick Tsikas

PR CIREBON - Ribuan orang Papua Nugini berkumpul untuk memberi penghormatan terakhir kepada "Ketua Agung" mereka di pemakaman kenegaraan pada Jumat, 12 Maret 2021.

Michael Somare, Ketua Agung, mantan perdana menteri yang memimpin kepulauan Pasifik menuju kemerdekaan, meninggal pada 26 Februari.

Meninggalnya Ketua Agung Michael Somare, hanya beberapa minggu setelah dia didiagnosis menderita kanker pankreas stadium akhir.

Baca Juga: 20 Menikah Percayakan Urusan Rumah pada Rina Gunawan, Teddy Syach: Saya Sampai Detik Ini Belum Bisa Kebayang

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, dia meninggal pada usia 84 tahun.

Michael Somare diketahui telah menjabat sebagai pemimpin empat kali dan merupakan perdana menteri pertama negara itu setelah Papua Nugini (PNG) memperoleh kemerdekaan dari Australia pada tahun 1975.

Para pelayat berdesak-desakan untuk mendapatkan kursi di stadion olahraga Sir Hubert Murray di ibukota PNG Port Moresby untuk menghadiri pemakaman.

Baca Juga: Memasuki Masa Pancaroba pada Akhir Maret 2021, BMKG: Ada Fenomena Cuaca Esktrem yang Harus Diwaspadai

Paduan suara menyanyikan himne pada upacara Katolik, dan penari dengan pakaian tradisional tampil.

Kegiatan tersebut adalah salah satu simbolis bagi bangsa untuk memberikan penghormatan kepada Michael Somare.

Pada upacara menandai kemerdekaan 45 tahun lalu, bendera Australia diturunkan dan bendera PNG dikibarkan di stadion yang sama.

Baca Juga: Tak Hanya Miliki Bakat Bernyanyi, Betrand Peto Ternyata Jago Bela Diri, Ruben Onsu: Ngefans sama Iko Uwais

“Kami di sini untuk mengakui kontribusi besar yang dia buat untuk Papua Nugini,” kata Kardinal PNG John Ribat kepada para pelayat.

Istri Michael Somare, Veronica, tiba di stadion dengan kursi roda yang dikelilingi oleh keluarga, tayangan televisi menunjukkan.

Dalam upacara tersebut, para pelayat terlihat mengenakan masker di tengah lonjakan kasus virus corona di negara tersebut.

Baca Juga: Varian Baru B117 di Inggris Semakin Menyebar, Angka Kematian Lebih Signifikan Dibandingkan Covid-19

Beragam bahasa, PNG adalah salah satu ekonomi pulau terbesar di Pasifik Selatan, meskipun menghadapi kesulitan ekonomi dan konflik internal, terutama selama perang saudara selama satu dekade di wilayah Bougainville yang merenggut sebanyak 20.000 nyawa sebelum berakhir di 1998.

Perdana Menteri James Marape mengatakan pada saat Michael Somare wafat, kalau mantan pemimpin tersebut kini dapat beristirahat dari penderitaan dan jerih payah hidupnya.

Michael Somare terakhir kali memimpin pemerintah PNG untuk periode singkat dan kontroversial pada tahun 2011.

Baca Juga: Ungkap Kebiasaan Usil sang Suami AHY, Annisa Pohan: Hobi Godain Anak Istrinya

Saat itu, dia dan saingannya, Peter O'Neill, mengaku sebagai perdana menteri.

Pada hari Jumat, negara itu tampak bersatu saat mengucapkan selamat tinggal pada pemimpin terlama yang dikenal secara luas sebagai "bapak bangsa".***

 
Editor: Tita Salsabila

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler