Pandemi Covid-19 Belum Usai, Virus Flu Burung Jenis Baru Kembali Mengancam, Kasus Pertama Dideteksi di Rusia

21 Februari 2021, 18:30 WIB
Ilustrasi Virus Flu Burung. Belum usai pandemi Covid-19, kini virus flu burung jenis baru kembali mengancam dan kasus pertama ditemukan di Rusia.* /Pexel.com/CDC

PR CIREBON - Saat pendemi Covid-19 masih belum bisa diprediksi kapan berakhir, penemuan jenis virus baru kembali mengancam.

Virus yang mengancam tersebut pertama kali ditemukan di Rusia pada Sabtu, 20 Februari 2021.

Para ilmuwan telah mendeteksi kasus pertama penularan virus flu burung H5N8 dari unggas ke manusia.

Baca Juga: Laboratorium Wuhan yang Disebut Sebabkan Kebocoran Virus Corona Dilaporkan Dapat Dana dari AS hingga 2024

Penemuan itu pun sudah dilaporkan kepada WHO. Dalam sambutan yang disiarkan televisi, kepala pengawas kesehatan Rusia Rospotrebnadzor, Anna Popova memberikan penjelasannya.

“Para ilmuwan di laboratorium Vektor telah mengisolasi materi genetik strain dari tujuh pekerja di sebuah peternakan unggas di Rusia selatan, di mana wabah tercatat di antara burung-burung tersebut pada bulan Desember,” jelasnya sebagaimana dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Straits Times.

"Informasi tentang kasus pertama penularan flu burung (H5N8) di dunia ke manusia telah dikirim ke Organisasi Kesehatan Dunia," lanjut Anna Popova.

Baca Juga: Ilmuwan Jerman Yakini Virus Corona Bocor dari Laboratorium Wuhan, Begini Alasannya

Ada berbagai subtipe virus flu burung. Sementara strain H5N8 yang sangat menular mematikan bagi burung, belum pernah dilaporkan telah menyebar ke manusia.

Popova memuji penemuan ilmiah penting dengan mengatakan waktu akan memberi tahu jika virus dapat bermutasi lebih lanjut.

“Penemuan mutasi ini ketika virus belum memiliki kemampuan untuk menularkan dari manusia ke manusia memberi kita semua, seluruh dunia, waktu untuk mempersiapkan kemungkinan mutasi dan bereaksi dengan cara yang memadai dan tepat waktu,” kata Popova.

Baca Juga: Studi Terbaru: Virus Corona Bertahan Lebih Lama di Permukaan Kaca dan Plastik Ketimbang Kain

WHO mengkonfirmasi pada hari Sabtu bahwa telah diberitahu oleh Rusia tentang perkembangan tersebut.

"Kami sedang berdiskusi dengan otoritas nasional untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dan menilai dampak kesehatan masyarakat dari acara ini," ujar seorang juru bicara.

“Jika dikonfirmasi, ini akan menjadi pertama kalinya H5N8 menginfeksi manusia,” lanjutnya.

Baca Juga: Kembangkan Perawatan dan Vaksin Covid-19, Inggris Suntik Puluhan Relawan Sehat Virus Corona

WHO menekankan bahwa para pekerja Rusia tanpa gejala dan tidak ada penularan lanjutan dari manusia ke manusia yang dilaporkan.

Menurut WHO, orang biasanya terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan atau lingkungan yang terkontaminasi, dan tidak ada penularan yang berkelanjutan di antara manusia.

Gwenael Vourch, kepala penelitian di Institut Nasional untuk Pertanian, Pangan, dan Lingkungan Prancis, mengatakan bahwa virus influenza diketahui berevolusi cukup cepat dan mungkin ada kasus lain selain yang dilaporkan di Rusia.

Baca Juga: Pedagang Pasar Jakarta Dapat Penawaran Vaksinasi Virus Corona, Anies Baswedan: Bisa Diambil atau Tidak

"Ini mungkin puncak gunung es," ucapnya. 

Dia menambahkan, pandemi Covid-19 telah mengajarkan negara-negara untuk bereaksi cepat terhadap potensi ancaman kesehatan.

"Tindakan kejam akan diambil untuk segera menghentikan wabah," paparnya.

Baca Juga: Penelitian: Risiko Kematian Akibat Virus Covid-19 Tiga Kali Lebih Besar dari Flu Musiman

Flu burung telah menyebar di beberapa negara Eropa termasuk Prancis, di mana ratusan ribu unggas telah dimusnahkan untuk menghentikan penularan.

Pusat Virologi dan Bioteknologi Negara Vektor Rusia, yang mendeteksi penularan ke pekerja peternakan unggas, juga mengembangkan salah satu dari beberapa vaksin virus korona di negara itu.

Dalam sambutan yang disiarkan televisi, kepala Vektor Rinat Maksyutov mengatakan bahwa laboratorium tersebut siap untuk mulai mengembangkan alat uji yang akan membantu mendeteksi potensi kasus H5N8 pada manusia dan mulai mengerjakan vaksin.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Straits Times

Tags

Terkini

Terpopuler