Varian Baru Covid-19 Inggris Kembali Alamai Mutasi, Para Ahli Sebut Berpotensi Lebih Mengkhawatirkan

16 Februari 2021, 10:15 WIB
Ilustrasi. UPADTE Kasus positif Covid-19 di Indonesia. //pixabay.com/TheDigitalArtist

PR CIREBON- Menurut para ahli, varian baru Covid-19 dengan serangkaian mutasi yang lebih mengkhawatirkan telah terdeteksi di Inggris dan harus ditargetkan dalam pengujian massal.

Varian baru Covid-19 yang bermutasi itu, dikenal sebagai B1525, yang merupakan subjek dari laporan para peneliti di University of Edinburgh.

Para peneliti mengatakan varian baru Covid-19 yang bermutasi itu telah terdeteksi melalui sekuensing genom di 10 negara termasuk Denmark, AS dan Australia. Sejauh ini sudah ada 32 kasus yang ditemukan di Inggris.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Partai Tiongkok Doktrin Anak Sekolah hingga Joe Biden Tak Memanggil Putra Mahkota Arab Saudi

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian, tim tersebut mengatakan varian baru Covid-19 itu memiliki kesamaan dalam genomnya dengan varian Kent, B117, dan mengandung sejumlah mutasi yang mengkhawatirkan para peneliti.

Termasuk mutasi E484K menjadi protein lonjakan, yakni protein yang ditemukan di luar virus yang berperan penting dalam membantu virus memasuki sel.

Mutasi E484K ini hadir dalam varian baru Covid-19 yang muncul di Afrika Selatan dan Brasil yang dianggap membuat virus lebih mampu menghindari antibodi penetral yang diproduksi oleh tubuh.

Baca Juga: Senada dengan AS, PM Inggris Boris Johnson Tuntut Tiongkok Serahkan Data Penting Hari-hari Awal Pandemi

Dr Simon Clarke, seorang profesor mikrobiologi seluler di University of Reading, mengatakan bahwa meskipun tidak jelas apa efek dari banyak mutasi terhadap kemampuan virus corona untuk membuat infeksi, atau pada tingkat keparahan penyakitnya.

Mutasi E484K diketahui pada varian Afrika Selatan untuk memberikan tingkat resistensi terhadap beberapa vaksin.

“Kami belum tahu seberapa baik varian (baru) ini akan menyebar, tetapi jika berhasil dapat diperkirakan kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya akan tumpul,” katanya.

Baca Juga: Pelecehan Anak di Korea Selatan Meningkat Dua Kali Lipat Dibandingkan Tahun Lalu

Clarke menambahkan bahwa varian baru Covid-19 harus dimasukkan dalam upaya meningkatkan pengujian untuk mengambil varian yang menjadi perhatian.

"Saya pikir sampai kita tahu lebih banyak tentang varian ini, setiap varian yang membawa E484K harus menjalani uji karena tampaknya memberikan ketahanan terhadap kekebalan, bagaimanapun itu yang dihasilkan," katanya.

Ravi Gupta, seorang profesor mikrobiologi klinis di University of Cambridge, setuju bahwa pengujian massal untuk gelombang varian baru itu dilakukan.

Tetapi Prof Jonathan Stoye, seorang pemimpin kelompok di Francis Crick Institute, mengatakan bahwa meskipun variannya jelas menyebar, pengujian massal memiliki masalah, termasuk bahwa mereka yang paling berisiko menyebarkan Covid mungkin tidak mau maju.

Baca Juga: Rapim TNI Polri 2021 Sinergis Bahas Pemulihan Ekonomi Indonesia Dampak Pandemi Covid-19

Stoye mengatakan tidak mengherankan bahwa varian baru Covid-19 mengandung beberapa mutasi yang sudah dikenal.

Dr Lucy van Dorp, dari Genetics Institute di University College London, mengatakan deteksi cepat varian baru Covid-19 sangat penting.

“Salah satu keuntungan utama dari surveilans genomik adalah menemukan garis keturunan yang berpotensi menimbulkan kekhawatiran sejak dini, meski masih dalam frekuensi rendah,” katanya.

“Untuk memungkinkan penilaian dan evaluasi yang cepat dari dampak dan prevalensinya di wilayah lain di dunia,” katanya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler