Kelompok Militan Boko Haram Mengklaim Sebagai Dalang Dibalik Penculikan 300 Anak Sekolah di Nigeria

16 Desember 2020, 13:11 WIB
Kelompok Militan Boko Haram Mengklaim Sebagai Dalang Dibalik Penculikan 300 Anak Sekolah di Nigeria, Foto Ilustrasi penculikan anak.* /PublicDomainPictures/pixabay.com/PublicDomainPictures
PR Cirebon - Seorang pria di Nigeria yang mengaku sebagai pemimpin Boko Haram Nigeria, telah mengklaim melalui pesan suara bahwa kelompok militan Boko Haram berada di balik penculikan lebih dari 300 anak sekolah.
 
Penculikan 300 anak sekolah ini telah membuat para orang tua cemas dan memohon kepada pemerintah untuk menjamin pembebasan mereka.
 
Sebelumnya, penculikan terkuak setelah salahsatu murid melarikan diri dengan melompati pagar sekolah menengah Ilmu Pemerintah di negara bagian Katsina di barat laut Nigeria.
 
Baca Juga: Mereformasi Sektor Pelayanan dan Perizinan, Diyakini Presiden Memperkecil Terjadinya Peluang Korupsi
 
Murid tersebut melarikan diri melalui hutan dan mengatakan para penculik dipersenjatai dengan senapan serbu Ak-47 dan mengumpulkan korban sebelum memboyong mereka.
 
Menurut para pengamat politik Nigeria, klaim  dalam rekaman audio tersebut, jika benar, dapat menandai pengaruh yang semakin luas dari kelompok-kelompok yang beroperasi di timur laut Nigeria.
 
Mereka menandakan bahwa para kelompok Boko Haram telah membentuk aliansi dengan kelompok-kelompok militan yang beroperasi di Sahel, yang selanjutnya dapat mengguncang kestabilan di utara negara berpenduduk paling padat di Afrika yang memainkan peran penting dalam stabilitas regional.
 
Baca Juga: Tanggapi Pamitnya ILC, Rocky Gerung: ILC Mati, ILC Jalanan Akan Bermunculan
 
Otoritas negara bagian Katsina mengatakan sekitar 320 anak laki-laki hilang dan pemerintah Nigeria mengatakan telah berbicara dengan para penculik, yang telah meminta tebusan dari setidaknya satu orang tua.
 
"Kami memohon kepada pemerintah untuk berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan mereka," kata Hajiya Ummi, yang putranya yang berusia 15 tahun, Mujtaba, termasuk di antara mereka yang hilang, mengatakan melalui telepon dari rumahnya di kota Bakori di Katsina.
 
"Teman-temannya memberitahuku bahwa dia sedang sakit di tempat tidur ketika para bandit menyerang. Dia hampir tidak bisa bergerak tetapi mereka menyeretnya keluar bersama murid-murid yang diculik," katanya.
 
Baca Juga: Warisan Kebebasan Pers Era Trump Tuai Rekor, 274 Wartawan Dipenjara Sepanjang Tahun 2020
 
Cheta Nwanze, mitra utama di konsultan risiko intelijen SBM yang berbasis di Lagos, mengatakan sebagian besar wilayah barat laut Nigeria adalah ruang tak terkendali di mana senjata dan orang bergerak bebas melintasi perbatasan yang rapuh.
 
"Ada bahaya bahwa para teroris yang beroperasi di Sahel berpotensi membangun aliansi dengan kelompok-kelompok yang sebelumnya tetap berada di timur laut Nigeria. Itu akan semakin mengguncang kawasan itu," kata Nwanze.
 
Sebelumnya, Boko Haram melakukan penculikan pada tahun 2014 terhadap lebih dari 200 gadis dari sebuah sekolah di kota timur laut Chibok. Sekitar setengah dari gadis-gadis itu telah ditemukan atau dibebaskan, lusinan telah diarak dalam video propaganda, dan beberapa diyakini telah tewas.
 
Baca Juga: Selebritas TikTok Terfavorit Sepanjang Tahun 2020, dari Raisa hingga Sule
 
Boko Haram, yang dalam bahasa lokal Hausa berarti "Pendidikan Barat dilarang", telah melancarkan pemberontakan di timur laut Nigeria sejak 2009 tetapi sebelumnya tidak mengklaim sebagai dalang penculikan anak di barat laut.
 
Lebih dari 30.000 orang telah tewas sejak Boko Haram memulai pemberontakannya. ***
Editor: Egi Septiadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler