PR CIREBON - Gastroesophageal reflux (GERD) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pita otot antara kerongkongan dan perut tidak mengencang dengan benar sehingga berpengaruh ke dada.
Pembukaan santai ini memungkinkan asam dari perut Anda untuk kembali ke kerongkongan di dada Anda.
Ketika asam lambung di perut mengiritasi kerongkongan, itu menciptakan sensasi terbakar di dada yang disebut GERD.
Baca Juga: Pekan ASI Sedunia: Pentingnya Menyusui Bagi Ibu dan Bayi, Diantaranya Meningkatkan Kecerdasan Anak
GERD bisa terasa seperti tenggorokan Anda tercekat, atau seperti ada benjolan atau makanan yang tersangkut di tenggorokan Anda.
Anda mungkin mengalami kesulitan menelan.
Gejala lainnya adalah seperti berikut ini:
Baca Juga: Diomeli oleh Ruben Onsu Karena Terlalu Berisik, Betrand Peto: Onyo kan Hanya Menghibur Ayah ...
1. Rasa asam di mulutmu
2. Bersendawa
3. Suara serak
Baca Juga: 3 Tanda Hubungan Mulai Menuju Abbusive Relationship, Salah Satunya Pemberian Hadiah Secara Intens
4. Nyeri dada yang bisa terasa seperti serangan jantung
5. Batuk kering
6. Bau mulut
Baca Juga: India Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 dari Johnson and Johnson
Beberapa obat yang bisa mengobati GERD ini adalah:
1. Antasida seperti Rolaids, Tums, dan Maalox menetralkan asam di perut Anda.
2. H2 blocker seperti cimetidine (Tagamet HB), dan famotidine (Pepcid AC), mengurangi jumlah asam yang dihasilkan lambung Anda.
Baca Juga: Peringkat 5 Pemain yang Difavoritkan Menangi Ballon d’Or 2021, Ada Cristiano Ronaldo di Posisi 4
3. Penghambat pompa proton seperti esomeprazole (Nexium), lansoprazole (Prevacid), dan omeprazole (Prilosec) memblokir produksi asam lambung.
Beberapa perubahan gaya hidup juga dapat membantu mengurangi gejala sakit maag, termasuk:
1. Makan dalam porsi kecil, terutama sebelum tidur
2. Menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan
3. Berhenti merokok
Baca Juga: Pertimbangkan Hubungan Anda! Berikut 4 Zodiak yang Cuek pada Sebuah Pernikahan
4. Menghindari alkohol
Jika Anda sering mengalami gejala GERD lebih dari dua kali seminggu, temui dokter Anda untuk diagnosis dan evaluasi yang tepat.***