Network
PR CIREBON - Dalam episode terbaru dari dokumenter MBC Docuplex yang ditayangkan 10 September, Tiffany Young (SNSD) duduk di depan kamera untuk bicara tentang hubungannya dengan mendiang Sulli.
Film Dokumenter yang baru saja ditayangkan tersebut menjelaskan kesulitan yang dihadapi Sulli sebagai trainee muda di SM Entertainment, di mana ia sudah menjadi siswa pelatihan di Seoul sejak kelas 5 SD dengan rumah yang berada jauh di Busan.
Dalam sebuah wawancara, Sulli yang saat itu masih muda selalu berpikir untuk kembali ke Busan karena merindukan sang ibu.
Baca Juga: Beda dengan Anies, Ganjar Pranowo Dorong Pemahaman Terhadap Protokol Kesehatan Ketimbang PSBB Total
Tiffany mengungkapkan bahwa Sulli mungkin frustrasi juga kesepian, seperti yang dirasakan oleh leader SNSD Taeyeon.
"Jujur saja, kita bahkan tidak tahu bagaimana seharusnya tubuh kita bekerja pada usia itu. Kita terus-menerus (berpikir) seperti, 'di mana ini? Siapa aku? Hari apa itu? Apakah aku menyelesaikan tugas sekolahku?' Dan bahkan ketika kami merasa frustrasi, kami belum cukup dewasa untuk benar-benar memahami dari mana emosi itu berasal. Kami semuda itu, berada di lingkungan itu," ujar Tiffany seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Koreaboo.
Kembali pada tahun 2004, ketika masih siswa sekolah menengah Tiffany memulai masa pelatihannya dengan SM Entertainment setelah berperan di Los Angeles, dia mulai tinggal di asrama bersama rekan satu grupnya, Taeyeon.
Baca Juga: Sudah Dua Kali Vaksinasi, Relawan Uji Klinis Vaksin Sinovac di Bandung Positif Terpapar Covid-19
Tiffany dan Taeyeon dengan sepenuh hati memeluk Sulli sebagai 'Bayi Asrama' saat Sulli yang masih berstatus sebagai siswa SD tiba di Seoul ke asrama bersama mereka.
Pada 2011, Sulli muncul dalam sebuah wawancara di MBC's Come To Play dan berterima kasih kepada Tiffany dan Taeyeon karena telah merawatnya dengan baik selama mereka tinggal bersama.
"Aku benar-benar menyukai dan mempercayai para unnie. Ketika aku datang ke Seoul sendiri, (Tiffany dan Taeyeon) unnie satu-satunya orang yang aku benar-benar bisa bersandar dan ikuti. Jadi aku sangat berterima kasih untuk mereka," ujar Sulli pada tahun 2011 silam.
Baca Juga: Sindir Amien Rais Deklarasikan Partai Baru, Jubir PAN Singgung Soal Kepercayaan Diri
Namun kenyataannya adalah, tidak peduli seberapa dewasa untuk usia mereka atau seberapa berdedikasi pada karir mereka, dua siswa usia sekolah menengah dan satu sekolah dasar tidak dapat berdiri sendiri tanpa pengalaman yang membebani pikiran mereka.
"Jelas ada banyak kesepian. Seperti… akan datang saat-saat ketika kami ingin melihat ibu kami… katakanlah, setelah kembali ke asrama dan berbaring di tempat tidur kami untuk tidur. Sulit ketika kami ingin melihat mereka tetapi kami tidak bisa," ujar Tiffany.
Lebih lanjut, Tiffany mengenang masa-masa trainee dengan Sulli dan Taeyeon yang merupakan waktu untuk terus mencoba meyakinkan diri sendiri, juga merupakan waktu di mana mereka akan melalui semuanya.
Baca Juga: Kisah Kebrutalannya Dibocorkan Trump: Kim Jong Un Bunuh sang Paman dan Mayatnya Dibuang pada Anjing
Di akhir film dokumenter, Tiffany berterima kasih kepada Sulli seraya berderai air mata karena telah menjadi orang yang luar biasa melalui semua masa yang penuh gejolak - dan mengucapkan selamat tinggal sekali lagi.
"Ketika aku kehilangannya (Sulli) setelah 18 tahun… Aku tidak bertanya, 'Mengapa dia harus melakukan ini?' Sebaliknya, aku tidak dapat menahan diri untuk bertanya pada diri sendiri, 'Mengapa aku tidak menjangkau lebih banyak?' Aku sangat menyesal tidak tinggal di sekitarnya untuk mendengarkan ceritanya dengan cermat. Jika aku bisa, aku ingin memberi tahu dia bahwa saya bersyukur dia tetap berani, cerdas, dan positif selama masa-masa itu," pungkas Tiffany.
