"Toko Baru (di film gue plesetkan menjadi Toko Jaya Baru) yang beroperasi sejak 1985, akhirnya harus menyudahi perjalanannya setelah 36 tahun," tuturnya.
"Toko yang praktis menjadi sumber utama nafkah keluarga kami, setelah bisnis bokap hancur akibat krisis 98," sambung Ernest Prakasa.
Baca Juga: 5 Selebriti Ini Pakai Tas Mewah yang Harganya Lebih dari Rp200 Juta, Ada Syahrini hingga Luna Maya
Ernest Prakasa mengaitkan tutup toko milik ibunya tersebut memang erat kaitannya dengan pola belanja di masyarakat yang kian terus mengalami perubahan.
Belanja online menjadi pilihan masyarakat hingga fasilitas toko kelontongan pada umumnya menjadi kurang diminati masyarakat.
Pandemi yang belum berakhir juga membuat tokonya harus tutup hingga merumahkan karyawan untuk kemudian beralih pekerjaan.
Baca Juga: Permintaan Oksigen di Pakistan Meningkat Drastis, Penyedia Tak Mampu Memenuhi!
"Pandemi membuat pola belanja berubah, dan fasilitas online yang memang sudah membuat toko kelontong old school tergerus, semakin menggilas tanpa ampun," kata Ernest Prakasa.
Meski demikian, ia menuliskan pesan untuk ibunya agar tetap bersabar dan tak perlu ada yang disesalkan, karena hanya ada hal-hal baik yang layak disyukuri
"Zaman berubah. Hidup berlanjut. Tidak ada yang perlu disesalkan, hanya ada hal-hal baik yang layak disyukuri. Yang sabar ya Ma, I’m always here," tulis Ernest Prakasa mengakhiri.