Bulan Madu Ekonomi Indonesia Terhadap Harga Komoditas Segera Berakhir,

2 Juni 2022, 11:28 WIB
Bulan madu perekonomian Indonesia terhadap harga komoditas akan segera berakhir./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON-Bulan madu perekonomian Indonesia terhadap berbagai harga komoditas akan segera berakhir.

Mulai terlihat, harga berbagai komoditas dunia, seperti emas, batu bara, nikel, timah, oil mengalami penurunan.

Penurunan ini tentu berdampak kepada neraca ekspor, mengingat peningkatan ekspor yang terjadi lebih dikarenakan adanya booming commodity.

Baca Juga: Kunjungan Presiden Jokowi ke Ende NTT Disambut Rasa Bangga dan Haru

Demikian diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat kerja dengan Komisi IX DPR-RI.

Dengan demikian, ekspor yang selama 2021-2022 mengalami booming dengan commodity boom, saat ini menuju normalisasi bertahap.

Dua tahun belakangan ini, Indonesia menikmati harga komoditas dunia. Sekarang mulai terlihat tanda-tanda akan berakhir.

Dalam dua hari terakhir harga batu bara turun, 3.51 persen ke USD 412. Nikel juga turun USD 194, ke USD 28.157.

Baca Juga: Komisi VIII DPR RI Setujui Tambahan Anggaran Haji 2022

Tiga bulan yang lalu Nikel sempat menyentuh USD 45.000-USD 48.000.

Harga minyak international juga turun.

Gambaran ini tentu berbeda dengan periode sebelumnya, dimana dalam 24 bulan terakhir ekspor mengalami surplus. Dan berulang kali nilainya mencapai angka tertinggi.

Ini karena adanya lonjakan harga batubara, minyak kelapa sawit, nikel, tembaga dan bauksit serta timah.

Baca Juga: Ketum PDIP Megawati Mengaku pada Awalnya Kaget Terima Berbagai Gelar Akademik Honoris Causa

Pendorong
Kenaikan harga komoditas tentu memberikan banyak mamfaat.

Ekspor dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, ketika Pandemi Covid 19 menimbulkan masalah dalam sistem perekonomian.

Seperti diketahui, Pandemi Covid 19 telah menimbulkan problem dalam belanja masyarakat terhadap keperluan konsumsi dan investasi.

Baca Juga: Mampu Tahan Imbang Indonesia 0-0, Ini Kata Pelatih Bangladesh Javier Cabrera

Investasi pemerintah pun hanya maksimal di belanja pegawai. Makanya, kita mati-mati an mendorong partisipasi swasta.

Penurunan harga komoditas, kata Sri Mulyani dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi dunia dan stagflasi. Beberapa negara bahkan diramal jatuh ke jurang resesi. Sehingga permintaan terhadap komoditas juga ikut turun.

Maka dari itu, upaya yang dilakukan pemerintah adalah mendorong komponen lain bergerak cepat menopang ekonomi.

Baca Juga: Banyak Calon Haji asal Garut Terpaksa Tertunda Berangkat Karena Aturan Kuota 

"Itu yang jadi skenario kebijakan makro kita, termasuk  memilih meningkatkan subsidi,  menjaga momentum pemulihan ekonomi dan daya beli rumah tangga tidak tergerus," paparnya.

"Dari sisi produksi akan dicoba diseimbangkan, manufaktur yang dominan bergeser dengan jasa, yang produksinya rendah, trading, atau jasa yang tinggi seperti jasa keuangan, transportasi dan perdagangan," tegas Sri Mulyani.***

Editor: Aria Zetra

Tags

Terkini

Terpopuler