PR CIREBON — Baru-baru ini, ulama tanah air Ustadz Abdul Somad (UAS) dikabarkan meninggal dunia. Pun, juga heboh tentang UAS menghalalkan umat Islam makan daging babi.
Mengenai maraknya informasi yang menyampaikan UAS meninggal dunia, hal ini gara-gara adanya unggahan video di kanal YouTube dengan nama akun ‘Pilar Istana’ dan ‘Pena Istana’.
Pasalnya, narasi yang dibangun dalam kedua kanal YouTube tersebut, jika hanya disimak sekilas, hanya disebut jika UAS meninggal dunia.
Baca Juga: Polresta Cirebon Memberikan 200 Paket Bantuan kepada Warga di Masa PPKM Darurat
Di video kanal YouTube Pilar Istana dituliskan judul “VIRAL TERBARU HARI INI ~ KENA AZAB AHIRNYA UAS BERPULANG SAAT INI?"
Video tersebut belakangan ini viral.
Tayangannya dalam thumbnail video, UAS tampak sedang berbaring pada sebuah ranjang rumah sakit, dengan dikelilingi oleh para tokoh agama, serta sejumlah ulama berpakaian serba putih.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Turn Back Hoax, video viral itu sama sekali tidak menyatakan bahwasannya Ustadz Abdul Somad (UAS) meninggal dunia.
Baca Juga: Leslar Lovers Ikut Berkurban 5 Ekor Sapi pada Momen Idul Adha: Dibagikan Langsung untuk Masyarakat
Tetapi, menuturkan pengalaman UAS saat terpapar Covid-19.
Lalu, video viral yang kedua diunggah oleh kanal YouTube ‘Pena Istana’ dengan narasi “INNALILLAH. SEMOGA KHUSNUL KHOTIMAH. TANGIS KELUARGA TAK TERBENDUNG.”
Berdurasi 10 menit 5 detik, manayangkan kondisi Ustadz Abdul Somad (UAS) yang diindikasikan telah meninggal dunia.
Dari hasil penelusuran, menyatakan bahwa informasi tersebut salah.
Faktanya, informasi yang disampaikan dalam video tersebut memuat informasi yang berbeda dengan narasi yang tertera pada thumbnail video.
Muatan yang terdapat di dalam video viral tentang UAS tersebut, menyampaikan pengalaman Ustadz Abdul Somad ketika dirinya mengalami kondisi seperti ciri-ciri terpapar Covid-19.
Dalam sebuah kajian musyawarah Ustadz Abdul Somad menuturkan ketika dirinya kembali dari luar kota, ia merasakan kondisi badan yang tidak enak.
UAS merasakan kondisi dirinya ketika itu seperti tulang dalam tubuhnya seolah ingin putus, lalu kepalanya seperti ditusuk dengan jarum dan kaca tajam.
Selain itu, ia juga tidak bisa mencium bau, bahkan bau durian pun ia tidak bisa menciumnya.
Selain itu, yang tertuang di dalam video viral tersebut, mengenai berbagai kritik soal materi ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Somad terkait Covid-19 yang dinilai meresahkan.
Hal tersebut membuat sebuah penurunan legitimasi masyarakat kepada pemerintah atas kebenaran adanya Covid-19.
Sehingga, isi video viral itu tidak memuat satu pesan apapun terkait simpang siur kabar yang beredar bahwa UAS meninggal dunia.
Baca Juga: 5 Tradisi Menarik di Indonesia yang Dilakukan dalam Perayaan Idul Adha, Diantaranya dari Cirebon
Bahkan, kondisi keluarga Ustadz Abdul Somad pun tak terdapat tayangannya menangis atau bersedih dukacita sebagaimana narasi yang tertera pada thumbnail video.
Perihal UAS masih sehat walafiat atau belum meninggal dunia, terpantau dari laman akun Instagram @ustadzabdulsomad_official sampai hari ini, Selasa 20 Juli 2021 masih aktif.
Di Hari Raya Idul Adha atau Idul Qurban 1442 Hijriah sekarang ini, akun tersebut mengunggah kartu ucapan.
Dengan tertulis, “Keluarga Besar Yayasan Tabung Wakaf Umat mengucapkan: "Selamat Hari Raya Idul Adha 1442 H”."
Kemudian, ihwal pernyataan Ustadz Abdul Somad (UAS) yang seolah menghalalkan daging babi bagi umat Islam, atau menyebut tidak selamanya menyantap daging babi itu haram.
Pernyataan ini mendapat pembelaan dari Gus Nadir, atau lengkapnya Nadirsyah Hosen.
Baca Juga: Seorang Pemuda Hampir Menabrak Petugas Penyekatan PPKM Darurat Usai Menjambret di Jakarta Barat
Gus Nadir ialah seorang akademisi Indonesia yang mengajar di Fakultas Hukum Universitas Monash, juga dikenal sebagai tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU).
Hal ini terpantau dari akun Twitter Gus Nadir Khazanah GNH @na_dirs yang mengomentari pemberitaan yang memuat tentang pernyataan pendakwah UAS soal daging babi tersebut.
“Yang disampaikan oleh al-Mukarram ad-Duktur UAS itu benar. Itu diatur oleh al-Quran (2:173). Dalam kondisi darurat, babi boleh dimakan.
"Tapi baca komentar-komentar di bawah ini miris sekali. Ketidaktahuan plus kebencian telah mematikan nurani dan menumpulkan akal sehat,” tegasnya.***