3 Tipe Masyarakat dalam Menghadapi New Normal Menurut Psikolog, Termasuk Tipe Manakah Kamu?

31 Mei 2020, 10:55 WIB
SEORANG pramuniaga memeriksa suhu tubuh pengunjung yang akam memasuki salah satu gerai pakaian di pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza, Surabaya, Jawa Timur, Jumat 29 Mei 2020.* //ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - New normal di Indonesia sudah mulai diterapkan kembali di beberapa wilayah dengan ketentuan mengikuti protokol pemerintah.

Hal ini tentu mendapatkan reaksi dari warga, meski reaksi itu berbeda-beda.

Terlebih pusat perbelanjaan seperi mal akan kembali beroperasi di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Kecam Aksi Trump yang Mengancam Tembak Pengunjuk Rasa, Cuitan Taylor Swift Banyak Didukung Warganet

Seorang Psikolog, Intan Erlita membagi tipe masayarakat dalam menyambut new normal menjadi tiga bagian.

Dikutip oleh PikiranRakyat-Cirebon.com dari Kantor Berita Antara, berikut 3 tipe masyarakat dalan menghadapi New Normal.

1. Menyambut antusias

Sebagian dari mereka menyambut antusias new normal, dan merasa senang saat mengetahui pusat perbelanjaan yang akan kembali beroperasi.

Baca Juga: Pakar Ungkap Sejauh Mana Tingkat Risiko Penularan Virus Corona Lewat AC

"Ada tipe yang begitu tahu mau masuk new normal langsung happy. Langsung pengin ke mal lah, nge-list mau makan apa, terus sudah excited lah baju-baju mau mereka pakai yang selma ini cuma di lemari doang. Ada yang kayak gitu," ujar Intan.

2. Memilih diam di rumah

Tipe masyarakat ini memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi.

Mereka masih takut untuk keluar rumah, dan takut untuk tertular virus corona yang hingga kini masih menyebar.

Baca Juga: Pakar Ungkap Sejauh Mana Tingkat Risiko Penularan Virus Corona Lewat AC

Mereka memilibh untuk berduam diri di rumah dibandingkan harus mengambil risiko jika pergi ke luar rumah.

"Ada juga yang masih wait and see dulu deh, masih mau lihat dulu karena takut, masih yang penuh hati-hatinya, jadi memeilih untukdi rumah aja," ujarnya.

3. 50:50

Tipe orang ini cenderung wapada dan memilih berdiam diri, namun mereka tetap bisa keluar rumah hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan, Misalnya belanja barang pokok atau bekerja.

"Kalau ke luar rumah kalau urgent doang cuma mau kerja, tapi kalau ke anak engga boleh keluar rumah dulu," ujarnya.

Baca Juga: Sang Tante Meninggal karena Covid-19, Maia Estianty: Masih pada Bandelkah atau Menganggap Remeh?

Ia sendiri mengatakan bahwa new normal adalah kondisi di mana warga harus mulai berdampingan dengan Covid-19 namun tetap menjalankan protokol pemerintah.

Terlpas dari itu, new normal tidak benar-benar hidup normal seperti sedia kala.

"Garis merahnya adalah kita hidup berdampingan tapi ada Covid-19 nih, karena bisa dikatakan back to back normal kalau di Covid-19 sudah engga ada atau sudah dtemukan vaksinnya," tutupnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler