PIKIRAN RAKYAT - Antartika yang letaknya nun jauh dari Indonesia, ternyata menyimpan berjuta misteri di dalamnya.

Para peneliti secara sungguh-sungguh terus mengungkap berbagai rahasia yang ada di daratan es ujung Selatan bumi itu.

Satu diantara hasil survey para peneliti menyebutkan bahwa suatu rentetan gempa besar terdeteksi terjadi di Antartika.

Para peneliti mengungkapkan hasil laporannya yang menjelaskan kemungkinan ada aktivitas gunung merapi yang kembali aktif setelah lama mati.

Baca Juga: Usaha Kuliner Korea Selatan Terdampak Larangan Ekspor CPO Indonesia

Rentetan gempa tersebut mengakibatkan beberapa insiden di area kecil selama periode waktu yang relatif singkat.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications Earth and Environment, rentetan gempa bumi tersebut mempengaruhi Selat Bransfield.

Rentetan gempa terjadi sejak Agustus 2020, dengan 128 gempa yang memiliki kekuatan 4,0 magnitudo, demikian dilansir dari Newsweek.

Baca Juga: Survey Indikator Politik Indonesia: Tiga Nama Teratas untuk Capres 2024

Selama fase awal swarm, tercatat 3.186 gempa dan memuncak dengan dua peristiwa besar pada 2 Oktober dan 6 November yang masing-masing berkekuatan 5,9 dan 6,0 magnitudo.

Secara total, sekitar 85.000 gempa bumi tercatat, terjadi di dekat gunung berapi bawah laut Orca, yang sebelumnya dianggap tidak aktif oleh para ilmuwan.

Meskipun tampaknya Antartika sama sekali tidak memiliki aktivitas vulkanik, ada bukti substansial adanya gunung berapi di bawah Lapisan Es Antartika.

Baca Juga: Real Madrid Juara La Liga setelah Kalahkan Espanyol, Carlo Ancelotti Raih Rekor Pribadi

Jumlah pasti gunung berapi di Antartika tetap menjadi misteri tetapi satu studi baru-baru ini mengidentifikasi 138 di antaranya di Antartika Barat saja.

Meskipun demikian, tampak dari bukti yang tersedia bahwa tidak ada letusan gunung berapi yang dramatis di wilayah tersebut di masa lalu geologis baru-baru ini.***

Disclaimer: Berita ini sebelumnya tayang pada pikiran-rakyat.com dengan judul "Gempa Besar Terdeteksi di Antartika, Peneliti UnAntartika gkap Kemungkinan 'mengerikan" Terjadi."