Mahasiswa Kamboja Rancang Drone Berawak untuk Bantu Atasi Masalah Lalu Lintas

- 22 September 2021, 14:15 WIB
Mahasiswa Kamboja rancang drone berawak.
Mahasiswa Kamboja rancang drone berawak. /Reuters/Cindy Liu

PR CIREBON – Sekelompok mahasiswa Kamboja telah merancang sebuah prototipe drone yang diharapkan dapat digunakan untuk mengangkut orang-orang di sekitar Phnom Penh dan bahkan membantu memadamkan api.

Pembuatan drone itu awalanya karena keinginan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang buruk di kota Kamboja.

Dengan delapan baling-baling dan menggunakan kursi sekolah untuk kursi pilot, drone dikembangkan oleh siswa di Institut Politeknik Nasional Kamboja (NPIC) di pinggiran ibu kota.

Baca Juga: Hilmi Firdausi Yakin Anies Baswedan Bukan Sosok yang Mudah Melaporkan Penghinanya

Pilot drone Lonh Vannsith (21) mengatakan bahwa awalnya drone tampak tak stabil, namun menjadi stabil ketika ia menaikinya.

Drone itu, ketika kami melihatnya terbang tanpa pilot, ada banyak guncangan tetapi ketika saya duduk di atasnya dan terbang… itu menjadi lebih stabil dan saya merasa sangat bersemangat,” kata.

“Kami ingin memecahkan beberapa masalah bagi masyarakat kami dengan membuat drone taksi dan… menciptakan drone untuk petugas pemadam kebakaran,” katanya.

Baca Juga: Ditawar Para Sultan, Udara Las Vegas Akhirnya Terjual Rp210 Juta oleh Sosok Ini

Mereka berharap dapat menciptakan drone yang dapat membantu membawa selang ke lantai atas sebuah gedung ketika ada kebakaran.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, prototipe drone itu dapat membawa pilot dengan berat hingga 60 kg dan terbang selama sekitar 10 menit untuk jarak 1 km.

Butuh tiga tahun penelitian dan pengembangan dengan biaya sekitar USD20.000 (sekitar Rp284 juta) untuk membangunnya.

Baca Juga: Sang Ayah Unggah Foto dengan Raffi Ahmad, Rizky Billar: Masa Gua Dibilang Pansos

Tim berharap nantinya drone bisa terbang jauh lebih tinggi, namun saat ini hanya bisa naik setinggi empat meter.

Proyek ini mengalami penundaan karena penguncian selama pandemi Covid-19, kata Sarin Sereyvatha selaku kepala teknologi penelitian dan pengembangan NPIC.

Komponen seperti baling-baling dan rangka juga harus dipesan dari luar negeri.

Baca Juga: Indra Brasco Kerap Ditanya Soal Pekerjaan, Kesha Ratuliu: Stop Tanya Hal Sensitif!

Tim berencana untuk meningkatkan desain agar lebih baik lagi dari sekarang.

Mereka berharap drone itu nantinya dapat mengangkut beban lebih berat, serta terbang lebih jauh tinggi dan lebih stabil.

“Prinsipnya kalau kita buat satu drone biayanya mahal tapi kalau kita buat untuk dijual di pasaran, biayanya akan turun,” kata Sarin Sereyvatha.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah