Memahami Teknologi Kendaraan Bermotor Listrik

26 Februari 2024, 22:46 WIB
Hybrid, Electrified Vehicle /toyota/pr

SABACIREBON - Teknologi elektrifikasi pada mobil (Kendaraan Bermotor Listrik/KBL) telah mengalami perkembangan yang pesat dan memiliki berbagai macam jenis.

Setiap jenisnya memiliki karakteristik dan cara kerja yang unik. Setiap "spesies" juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dibandingkan dengan kendaraan bersistem elektrifikasi lainnya.

Kendaraan Listrik Hibrida (HEV) adalah salah satu jenis kendaraan.

Baca Juga: Strategi Elektrifikasi Toyota Global untuk Mencapai Netralitas Karbon

Mobil hybrid telah dikenal sebagai kendaraan ramah lingkungan yang telah mencapai kesuksesan komersial pertamanya di era modern.

Pada dasarnya, cara kerja HEV mirip dengan mobil bermesin pembakaran internal (ICE) konvensional. Namun, ada tambahan motor listrik yang menggantikan kerja mesin untuk kondisi tertentu.

Misalnya, saat melaju di bawah kecepatan tertentu atau saat mobil dalam keadaan berhenti. Dengan demikian, meski mesin mati, sistem kelistrikan dan AC di dalam kabin tetap berfungsi.

Motor listrik ini ditenagai oleh catu daya baterai. Kendaraan yang mengikuti sistem hibrida tidak memerlukan stasiun pengisian daya.

Baca Juga: Moeldoko Kunjungi Booth Hyundai, Sorot Komitmen Kendaraan Listrik di IIMS 2024

Kendaraan ini memiliki teknologi "self-charging system" di mana pengisian baterai dilakukan melalui kinerja mesin yang menggerakkan generator dan lainnya dengan cara mengisi baterai saat terjadi pengereman (regenerative braking).

PHEV (Kendaraan Listrik Hibrida Plug-in)

PHEV adalah kendaraan listrik hibrida plug-in yang dilengkapi dengan mesin pembakaran internal atau ICE. Mesin dalam sistem PHEV bertindak sebagai pemanjang jarak tempuh, menyediakan daya baterai tambahan untuk menggerakkan motor.

Dalam PHEV, sebagian besar pekerjaan mesin adalah untuk mengoperasikan generator yang mengisi baterai, terutama saat berada di dalam kota dan menggunakan regenerative braking.

Baca Juga: Tanjung Rappa Pelangi: Pesona Pantai Eksotis di Maluku Utara

Hal ini menjadi alasan mengapa PHEV lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar dibandingkan dengan HEV. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh enam perguruan tinggi di Indonesia, PHEV terbukti lebih unggul 74% dalam hal efisiensi bahan bakar fosil dibandingkan dengan kendaraan konvensional.

Namun, meskipun ada catu daya tambahan dari mesin dan pengereman regeneratif, pola pengisian daya masih belum optimal untuk mengisi penuh baterai.

Kondisi pemulihan baterai yang ideal masih memerlukan penggunaan sistem pengisi daya (plug-in), yang dapat dilakukan di rumah atau di stasiun pengisian daya khusus. Untuk mengisi daya baterai, rumah atau stasiun pengisian daya harus memiliki daya minimum 4.400 Watt.

Baca Juga: Menelusuri Keindahan Nepal van Java di Punggung Gunung Sumbing

A BEV adalah singkatan dari Battery Electric Vehicle.

BEV, seperti namanya, hanya mengandalkan baterai sebagai sumber tenaga untuk motor listrik di roda, sehingga membutuhkan fasilitas pengisian daya untuk suplai tenaga listrik.

Dari segi tingkat emisi, kendaraan ini memiliki emisi gas buang paling rendah, bahkan nol, karena tidak menggunakan mesin pembakaran.

Namun, penggunaan BEV akan memberikan dampak lingkungan yang maksimal jika sumber tenaganya menggunakan energi terbarukan (RE).

Penggunaan BEV sangat bergantung pada ketersediaan infrastruktur pengisian daya. Pengguna akan lebih nyaman jika semua fasilitas pendukung utama tersedia secara luas.

Baca Juga: Menelusuri Keindahan Nepal van Java di Punggung Gunung Sumbing

Namun, di sisi lain, jika berada di daerah dengan stasiun pengisian daya yang terbatas, pengguna BEV harus berstrategi dan mengatur konsumsi daya kendaraannya dengan cermat.

Di atas kertas, BEV lebih hemat biaya dibandingkan dengan sistem hibrida, terutama dalam hal perawatan. Hal ini dikarenakan mobil tidak perlu mengganti oli mesin, oli transmisi, atau hal serupa lainnya. Sementara itu, motor listrik bisa dibilang bebas perawatan.

Kendaraan Listrik Sel Bahan Bakar (FCEV)

Meskipun sama-sama menggunakan sistem listrik, FCEV beroperasi dengan prinsip yang berbeda. Mobil ini mampu menghasilkan listrik sendiri melalui unit sel bahan bakar. Listrik yang dihasilkan oleh sel bahan bakar kemudian digunakan untuk menggerakkan motor listrik.

Baca Juga: Mengungkap Keajaiban Lembah Harau, 'Desa Konoha' Sumatra Barat

Di atas kertas, efisiensi FCEV 80% lebih baik daripada mobil bermesin konvensional dan hanya mengeluarkan uap air atau air murni.

Namun, tantangan utama FCEV terletak pada bahan bakar yang digunakannya. Kendaraan ini membutuhkan stasiun pengisian bahan bakar hydrogen, yang merupakan infrastruktur modern yang relatif rumit untuk dioperasikan.

Selain itu, komponen untuk penyimpanan bahan bakar harus terbuat dari silinder bertekanan tinggi dengan bahan khusus untuk menahan benturan dan kondisi cuaca yang kuat untuk memastikan keselamatan penggunanya.***

Editor: Otang Fharyana

Sumber: toyota.co.id

Tags

Terkini

Terpopuler