Langka Terjadi, Aplikasi AS Digunakan di Tiongkok Mendiskusikan Topik Sensitif

8 Februari 2021, 13:15 WIB
Ilustrasi bendera China. /Pixabay

PR CIREBON – Aplikasi audio sosial pribadi buatan Amerika Serikat (AS) Clubhouse menarik banyak pengguna baru dari Tiongkok daratan.

Aplikasi tersebut merupakan pengecualian aplikasi AS yang tidak disensor oleh pihak berwenang Tiongkok meskipun diskusi tentang hak, identitas nasional, dan topik sensitif lainnya berkembang pesat.

Aplikasi media sosial AS termasuk Twitter, Facebook dan YouTube dilarang di Tiongkok, di mana internet lokal disensor dengan ketat untuk menyaring konten yang dapat merusak partai yang berkuasa.

Baca Juga: Denny Darko Ungkap Penyebab Batalnya Pernikahan Ayu Ting-Ting, Masih Bisa Balikan?

Aplikasi Clubhouse diluncurkan pada awal 2020 dan mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam jumlah pengguna awal bulan ini.

CEO Tesla Elon Musk dan CEO Robinhood Vlad Tenev mengadakan diskusi mendadak di platform tersebut.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, beberapa percakapan berbahasa Mandarin mencakup topik-topik termasuk kamp penahanan Xinjiang, kemerdekaan Taiwan, dan Hukum Keamanan Nasional Hong Kong.

Baca Juga: Dapat Aduan Jalan Rusak, Ganjar Pranowo Minta Warga Adukan Lewat Aplikasi Jalan Cantik

Otoritas dunia maya Tiongkok menjadi semakin ketat dalam beberapa tahun terakhir, memperluas cakupan aplikasi, outlet media, dan situs media sosial yang dilarang di negara tersebut.

Meskipun Clubhouse tidak disensor, aplikasi itu hanya tersedia di perangkat iOS dan tidak tersedia di toko aplikasi Apple lokal.

Keduanya merupakan penghalang utama untuk penggunaan luas di Tiongkok.

Pengguna di Tiongkok dapat mengakses aplikasi dengan mengubah lokasi ponsel mereka.

Dalam satu obrolan komunitas, para anggota membicarakan politik Hong Kong.

Baca Juga: Waspada, Beredar Penipuan Berbasis Klik Tautan di WhatsApp yang Dapat Menarik Uang

Komunitas bahasa Tionghoa populer lainnya di situs tersebut melibatkan pertukaran terbuka yang jarang terjadi antara netizen di Tiongkok daratan, Taiwan dan Hong Kong mengenai meningkatnya ketegangan politik di wilayah tersebut.

Diskusi tersebut menjadi topik hangat di situs media sosial seperti Twitter milik Tiongkok.

“Saya tidak tahu berapa lama komunitas ini bisa bertahan,” kata salah satu pengguna di postingan Weibo populer yang disukai lebih dari 65.000 kali.

“Tapi saya pasti akan mengingat momen ini dalam sejarah Internet,” lanjutnya.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler