Petinggi PSSI, Mundur !

- 3 Oktober 2022, 07:42 WIB
Gas air mata
Gas air mata /Tangkapan layar video/Instagram/

Betapa, kita pernah dikagetkan Tragedi Heysel. Tak kurang tragis, menelan korban jiwa 29 orang. Aksi hooliganisme jelang final  Liga Champions antara Liverpool vs Juventus, 29 Mei 1985. Dalam jumlah korban, tragedi di Stadion Heysel, Brussels itu tidak masuk "10 besar" dunia.

Sebaliknya, Tragedi Kanjuruhan -- maaf, menyodok peringkat dua atau tiga dalam jumlah korban level dunia. Di bawah "rekor" Stadion Nasional Peru, saat laga timnas tuanrumah vs Argentina, 24 Mei 1964 dengan korban 328 orang. Menyusul di Stadion Accra, Ghana, 09 Mei 2001 (126 orang). Berikutnya di Sheffield, Inggris, 15 April 1989 yang telan 96 jiwa. Tragedi Heysel yang menghebohkan dunia pada 37 tahun silam itu ranking-14. Tercatat 21 tempat dalam daftar tragedi sepakbola yang banyak renggut nyawa. Urutan terakhir terjadi di Alexandria, Mesir, 01 Januari 1999 dengan 11 korban jiwa.

Trend Positif vs Negatif

Abaikan dulu trend positif prestasi timnas U-20 Indonesia yang masuk putaran final Piala Asia di Uzbekistan, 01-18 Maret 2023. Pun Piala Dunia U-20/2023 yang mempercayakan Indonesia sebagai tuanrumah dan otomatis peserta, 20 Mei - 11 Juni 2023.

Tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang, membalikkan keadaan. Praktis menjadi trend negatif dalam konteks agenda atau calendar event bagi insan sepakbola Indonesia. Utamanya, PSSI.

PSSI praktis meratapi, agar FIFA tak serta-merta jatuhkan sanksi. Presiden FIFA, pun menyebut sebagai "sebuah tragedi di luar pemahaman."

Baca Juga: KAI Daop 3 Cirebon Berlakukan Tarif KA Murah Mulai Rp 30.000, Catat Begini Cara Mendapatkannya

Frasa "di luar pemahaman" yang memberi arti dalam. Sedalam posisi PSSI yang kadung dangkal, mengaku "tidak memprediksi tragedi Kanjuruhan terjadi".

Kita, tentu sepakat -- bahwa Tragedi Kanjuruhan menjadi preseden buruk persebakbolaan negeri ini. Lagi, harus disebut PSSI. Karenanya, langkah bijak adalah sanksi kepada jajaran PSSI. Mundur, sungguh lebih baik. Bukan semata manifestasi tanggungjawab, tapi sekali gus unjuk jiwa ksatria.

Gas Air Mata

Halaman:

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Tulisan Opini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x