“Saya menjadi terlalu tinggi (setelah menang), dan mungkin kekalahan yang saya rasakan seperti akhir dunia,” kata Antetokounmpo sehari sebelum memenangkan kejuaraan.
“Saya merasa tahun ini, kalah atau menang, itu tidak terjadi. Aku adalah tipe pria yang sama. Saya hanya hidup dengan hasil apa pun yang datang karena saya percaya bahwa saya seharusnya berada di sana pada waktu dan tempat itu,” ungkapnya Giannis Antetokounmpo.
Strategi itu memungkinkan Milwaukee Bucks untuk menghapus defisit 2-0 di babak kedua melawan Brooklyn dan sekali lagi di final ini.
Itu membantu Giannis Antetokounmpo bangkit mengatasi ketidakpastian segera setelah cederanya sampai membawa timnya bisa buka puasa gelar Juara NBA.***