Kembali Mendapat Kritikan, Gelaran Olimpiade Tokyo Disebut Tidak Normal oleh Penasihat Medis Senior Jepang

- 3 Juni 2021, 16:43 WIB
Penasihat media senior Jepang menyebut bahwa gelaran Olimpiade Tokyo pada situasi pandemi adalah tidak normal.
Penasihat media senior Jepang menyebut bahwa gelaran Olimpiade Tokyo pada situasi pandemi adalah tidak normal. /REUTERS/Kim Kyung-Hoon

PR CIREBON – Olimpiade Tokyo yang akan digelar pada Juli mendatang terus mendatangkan polemik karena pandemi Covid-19 belum juga usai.

Baru-baru ini, penasihat medis paling senior di Jepang adalah pihak yang menentang gelaran Olimpiade Tokyo, menyebut tindakan itu tidak normal.

Penasihat medis senior itu menyebut bahwa gelaran Olimpiade Tokyo bisa berisiko terhadap warga Jepang dan khawatir pada sistem kesehatan di negara itu.

Baca Juga: Soal Duta PON XX, Arie Kriting: Angkat Satu Lagi Perempuan Asli Papua

Ia mengatakan bahwa Olimpiade Tokyo, yang akan dimulai pada 23 Juli setelah penundaan dari tahun lalu, akan membebani sistem perawatan kesehatan Jepang yang sudah mencatat rekor dalam kondisi kritis.

Hanya 2,7 persen populasi Jepang yang telah divaksinasi penuh, dan fase saat ini yang menargetkan orang dewasa yang lebih tua tidak dijadwalkan selesai sebelum Olimpiade Tokyo dimulai.

Meskipun demikian, laju infeksi baru telah melambat.

Baca Juga: Joe Biden Resmi Hapus Kebijakan 'Tetap di Meksiko', Donald Trump: Negara Sedang Dihancurkan di Depan Mata

Berbicara kepada komite parlemen pada Rabu, 2 Juni 2021, penasihat medis Shigeru Omi mengatakan penyelenggara harus menjelaskan kepada publik mengapa mereka terus melakukan gelaran di tengah pandemi.

“Tidak normal mengadakan Olimpiade dalam situasi seperti ini,” kata Omi, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

"Jika kita akan mengadakan Olimpiade dalam keadaan seperti ini, maka saya pikir itu adalah tanggung jawab penyelenggara Olimpiade untuk mengurangi skala acara dan memperkuat langkah-langkah pengendalian virus Corona sebanyak mungkin," tambah Omi.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Survei menunjukkan sebagian besar orang di Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade.

Mereka mengungkapkan prihatin dengan puluhan ribu atlet, ofisial, dan media yang turun ke negara itu, di mana pekan lalu keadaan darurat di Tokyo dan daerah lain diperpanjang hingga 20 Juni.

Bahkan, media lokal Jepang menyebut bahwa sekitar 10.000 dari 80.000 sukarelawan yang mendaftar untuk membantu di Olimpiade dan Paralimpiade telah mengundurkan diri.

Baca Juga: Mohammed bin Salman dan Llyod Austin Diskusi Soal Akhiri Perang di Yaman, Komitmen Pertahankan Arab Saudi

Komentar tajam Omi kontras dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan penyelenggara yang telah meyakinkan dunia bahwa mereka dapat menggelar acara yang aman dan terjamin.

Sementara itu, seorang pejabat senior Komite Olimpiade Internasional yang bertanggung jawab menyelenggarakan Olimpiade membuat marah publik Jepang pada bulan Mei dengan menyatakan bahwa Olimpiade akan diadakan bahkan jika Tokyo berada dalam keadaan darurat Covid-19.

Beberapa waktu lalu, mitra surat kabar resmi Jepang juga meminta adanya penundaan Olimpiade Tokyo.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x