"Dalam periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem," ujar Dwikorita Karnawati.
Analisis dinamika atmosfer BMKG menunjukkan bahwa puncak musim hujan telah berlalu di berbagai wilayah Indonesia, terutama di bagian selatan.
Baca Juga: Buruh Harian Lepas di Majalengka Tewas Tersambar Petir, Begini Kata Kapolsek Majalengka
Ini mengindikasikan bahwa wilayah-wilayah tersebut akan memasuki peralihan musim pada bulan Maret hingga April.
Menurut Dwikorita, karakteristik hujan pada periode ini cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
Potensi pembentukan awan konvektif, seperti awan Cumulonimbus (CB), akan meningkat jika kondisi atmosfer menjadi labil atau tidak stabil.
Baca Juga: 3 Warga Cirebon Tersambar Petir, 1 Korban Meninggal Dunia Warga Plered dan Ada 1 Warga Kota
Awan CB ini erat kaitannya dengan potensi kilat, petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es.
“Bentuknya seperti bunga kol, warnanya keabu-abuan dengan tepian yang jelas," tambah Dwikorita Karnawati. ***