Sultan Hamengkubuwono X Tegas Tak Ingin Coba Belajar Tatap Muka saat Covid-19 Masih Fluktuatif

- 12 Agustus 2020, 07:19 WIB
Sejumlah anak-anak di lingkugan RW 09, Desa Sirnajaya, tepatnya di Perum Bumi Malayu, Kecamatan Tarogong Kaler, tengah belajar secara daring dengan memanfaatkan jaringan internet yang disedikan oleh pengurus RW setempat.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN
Sejumlah anak-anak di lingkugan RW 09, Desa Sirnajaya, tepatnya di Perum Bumi Malayu, Kecamatan Tarogong Kaler, tengah belajar secara daring dengan memanfaatkan jaringan internet yang disedikan oleh pengurus RW setempat.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN /

PR CIREBON - Pembelajaran tatap muka sudah diperbolehkan ada oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk zona kuning dan hijau dengan diiringi protokol kesehatan yang ketat.

Namun rupanya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan tidak ingin coba-coba dalam memutuskan pemberian izin belajar tatap muka tersebut.

"Kita lebih baik memforsir untuk swab (tes usap) yang sekarang sudah terjadi dengan harapan kita punya kepastian lebih dulu daripada coba-coba risikonya terlalu besar," ungkap Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi pada Selasa, 11 Agustus 2020.

Baca Juga: Peluang Anies dan AHY Maju Pilpres 2024, Pengamat: Mereka Bisa Didukung Banyak Partai

Menurut Sultan, bila pun pembelajaran tatap muka boleh digelar, maka harus dimulai dari kampus, baru diikuti jenjang pendidikan di bawahnya.

Adapun pemikiran Sultan terkait oembelajaran tatap muka di sekolah ini karena kasus Covid-19 di DIY yang masih cenderung fluktuatif, sehingga sangat berisiko bagi anak.

Apalagi, ia mengaku belum mengetahui secara persis status zona risiko penularan Covid-19 di DIY saat ini.

Baca Juga: Presiden Ke-6 RI Beri Wejangan untuk Jokowi, SBY: Kita Punya Utang, Pandailah Alokasikan APBN

"Saya belum tahu persis kita ini (zona) kuning atau oranye, tapi ya biar kampus dululah risikonya untuk anak-anak terlalu besar. Dia di belakang saja," pungkas Raja Keraton Yogyakarta ini.

Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya sudah mengatakan sebelumnya, kegiatan pembelajaran tatap muka perlu diputuskan dengan kehati-hatian disertai kajian yang detail, termasuk mempertimbangkan usul dari para orang tua siswa.

"Jangan sampai muncul klaster penularan baru dari dibukanya sekolah. Itu yang harus kita jaga dengan tetap mengutamakan kehati-hatian," ujar Didik.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x