Polemik Kematian Editor Metro TV, Kriminolog Sebut Tewasnya Yodi Prabowo Dirancang Bak Bunuh Diri

- 27 Juli 2020, 10:22 WIB
Almarhum Yodi Prabowo.
Almarhum Yodi Prabowo. /

PR CIREBON - Setelah dua minggu berlalu, kasus tewasnya Editor Metro TV Yodi Prabowo akhirnya menemukan babak baru, di mana Yodi dipastikan oleh pihak kepolisian sebagai kasus bunuh diri.

Meski telah dipastikan bunuh diri, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Yusri Yunus memastikan, pihaknya belum menerbitkan surat perintah pemberhentian penyidikan (SP3) untuk kasus tewasnya Editor Metro TV Yodi Prabowo.

Polisi masih menunggu adanya temuan bukti baru yang kemungkinan bisa muncul seiring dengan berjalannya waktu.

Baca Juga: PP No 17 Tahun 2020 Bikin Gembira, Sebut PNS Bisa Ambil Cuti Sakit hingga Berobat ke Luar Negeri

Dinyatakannya Yodi Prabowo tewas karena bunuh diri telah menuai banyak polemik, baik dari pihak keluarga maupun dari para pakar kriminal.

Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Hamidah Abdurrahman menduga, Editor Metro TV Yodi Prabowo tidak bunuh diri akibat depresi.

Ia berpendapat Yodi Prabowo bisa saja dibunuh, di mana pelaku merancang dengan matang kematiannya bak tewas karena bunuh diri.

 

Baca Juga: Beredar Video Viral Remaja Putri di Bekasi Kena Bully hingga Dipaksa Cium Kaki Pelaku Berulang Kali

"Saya harap polisi tidak gegabah menyimpulkan almarhum Yodi bunuh diri, hanya dengan melihat sidik jari almarhum. Karena bisa saja terjadi hal tersebut disengaja oleh pelaku untuk menutupi perbuatannya," kata Hamidah kepada RRI.co.id di Jakarta, Senin, 27 Juli 2020 yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com.

Hamidah kemudian mengungkapkan, pihak Polda Metro Jaya pastinya mengetahui perbedaan antara kasus bunuh diri dan pembunuhan berencana.

"Polisi pasti tahu dan bisa membedakan mana bunuh diri, mana pembunuhan," pungkasnya.

Baca Juga: Dua Kantor Merdeka Disebut Tak Harmonis saat Pandemi, Anies Baswedan: Virtual Buat Gak Keliatan

Polda Metro jaya merilis pernyataan Yodi Prabowo diduga kuat tewas karena bunuh diri akibat depresi, di Tol Jorr ruas Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Sementara itu, ayahanda almarhum Yodi, Suwandi menegaskan, anaknya tidak menunjukan gejala depresi sebelum tewas.

Ia berpendapat, sang anak masih bersikap normal seperti hari-hari biasanya melakukan aktivitas. Keyakinan itu semakian kuat ketika Yodi tetap Menjalankan pekerjaannya sebagai editor di MetroTV.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x