SABACIRBON-Charta Politika Indonesia, sebuah lembaga survei papan atas kembali merilis hasil survei terbarunya.
Lembaga ini sebelumnya memetakan beberapa calon sebagai calon presiden untuk Pemilu Pilpres 2024 mendatang.
Charta Politika mengukur elektabilitas atau tingkat keterpilihan beberapa calon.
Hasilnya?
Ganjar Pranowo mengungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan sebagai calon Presiden.
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Dari simulasi tiga nama untuk calon Presiden, elektabilitas Ganjar berada di angka 37,5 persen.
Sementara di bawahnya Prabowo Subianto mendapat 30,5 persen dan terakhir Anies Baswedan 25,2 persen.
"Sampai dengan periode survei dilakukan, Ganjar Pranowo menjadi pilihan tertinggi publik sebagai calon presiden," katanya.
Baca Juga: Demam Motor Listrik, Harley-Davidson Luncurkan LiveWire S2 Del Mar
Tidak cukup sampai disitu, Charta Politika kemudian melakukan simulasi atas 10 nama untuk calon Presiden.
Tidak cukup sampai disitu, Charta Politika kemudian melakukan simulasi atas 10 nama untuk calon Presiden.
Hasilnya?
Nama Ganjar tetap berada di urutan teratas. Elektabilitas Ganjar terpaut jauh di angka 31,3 persen.
Lalu disusul Prabowo dengan perolehan 24,4 persen dan Anies 20,6 persen.
Dikutip dari Antara, lembaga ini kemudian melaporkan, Charta Politika menambah calon lebih banyak. Simulasi ini memasukkan 27 nama.
Dikutip dari Antara, lembaga ini kemudian melaporkan, Charta Politika menambah calon lebih banyak. Simulasi ini memasukkan 27 nama.
Hasilnya?
Nama Ganjar Pranowo tetap masih teratas dengan 28,5 persen.
Disusul Prabowo 23,4 persen. Lalu calon favorit Nasdem, Anies Baswedan berada di belakang Prabowo, dengan tingkat keterpilihan 19,6 persen.
Yunarto menjelaskan tingginya elektabilitas Ganjar tak lepas dari banyaknya dukungan masyarakat terhadap Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu di empat zona wilayah berbeda se-Indonesia.
Sebanyak 67 persen responden Jateng dan DIY memilih Ganjar menjadi presiden apabila pemilihan dilakukan hari ini. Responden Jawa Timur 25,8 persen, di Bali, NTB, dan NTT 53,3 persen, di Maluku serta Papua dengan 30 persen dukungan," jelasnya.
Baca Juga: Kelompok Wanita Iran Ujuk Rasa Bakar Jilbab, Reaksi Atas Kematian Aktivis Wanita Anti Hijab
Dalam hasil survei ini, Yunarto menyatakan bahwa pengetahuan publik terhadap Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 terbilang tinggi. Berdasarkan survei sebanyak 75 persen dari total responden mengetahui perhelatan demokrasi tersebut.
Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 6 - 13 September 2022. Para responden merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu, yakni WNI berusia minimal 17 tahun.
Responden dipilih melalui metode "Multistage Random Sampling" sebanyak total 1.220 responden. "Margin of erorr" survei ini sebesar 2,82 persen dengan "quality control" dari 20 persen responden.***
Dalam hasil survei ini, Yunarto menyatakan bahwa pengetahuan publik terhadap Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 terbilang tinggi. Berdasarkan survei sebanyak 75 persen dari total responden mengetahui perhelatan demokrasi tersebut.
Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 6 - 13 September 2022. Para responden merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu, yakni WNI berusia minimal 17 tahun.
Responden dipilih melalui metode "Multistage Random Sampling" sebanyak total 1.220 responden. "Margin of erorr" survei ini sebesar 2,82 persen dengan "quality control" dari 20 persen responden.***