Dr Thomas: Banyak Subsidi Tidak Tepat Sasaran

- 31 Agustus 2022, 15:13 WIB
Pengamat: Banyak subsidi yang diberikan pemerintah tidak tepat sasaran./pikiran-rakyat.com
Pengamat: Banyak subsidi yang diberikan pemerintah tidak tepat sasaran./pikiran-rakyat.com /

 

 
 
SABACIREBON-Tidak semua subsidi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, tepat  sasaran.
 
Bahkan banyak subsidi yang dialokasikan pemerintah tidak dimaksudkan untuk memandirikan masyarakat.
 
Pengamat ekonomi Dr Thomas Ola Langoday menyatakan hal itu.
 
Baca Juga: Presiden Jokowi Lucurkan Papua Football Academy
 
Sehingga ia menyarankan agar pemerintah mencabut semua bentuk subsidi yang tidak memandirikan masyarakat atau subsidi yang tidak tepat sasaran serta kembali berpedoman pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dalam hal penanganan fakir miskin dan anak-anak terlantar.

"Berbagai bentuk subsidi di antaranya juga bantuan sosial (bansos) yang tidak tepat sasaran hanya akan melemahkan kreativitas dan inovasi masyarakat atau penerima menuju kemandirian ekonomi karena masyarakat dimanjakan," katanya ketika dihubungi dari Kupang, Rabu.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan langkah pemerintah menyiapkan bantuan sosial bagi warga sebelum memutuskan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
 
Baca Juga: Mikhail Gorbachev Meninggal Dunia di Usia 91 Tahun, Dikenang Pemimpin yang Akhiri Perang Dingin

Langoday mengatakan penyaluran subsidi di antaranya dalam bentuk bansos selain melemahkan kreativitas juga rawan terhadap munculnya aksi KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) seperti sejumlah kasus yang terjadi sebelumnya.

"Karena itu cabut semua bentuk subsidi yang tak tepat sasaran. Kembali ke UUD 1945 dalam hal penanganan kemiskinan," kata Mantan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

Lebih lanjut Langoday mengatakan UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar wajib dipelihara oleh negara.
 
Baca Juga: Jepang Open 2022 :Ginting Mundur karena Cedera Punggung Bawah

Namun, kata dia, persoalan yang bisa muncul di kemudian hari yaitu akan muncul fakir miskin dan anak terlantar baru karena ingin mendapatkan bantuan dari negara.

Oleh sebab itu, untuk menghindari munculnya permasalahan baru seperti ini maka pemerintah harus tetap berbasis pada data yang dimiliki dalam menjalankan program penanganan kemiskinan.

"Negara tentu memiliki data fakir miskin dan anak terlantar yang berhak untuk dibantu sehingga itu yang menjadi pegangan utama," katanya dilansir dari Antara.***

 

Editor: Aria Zetra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x