Baca Juga: Pangandaran: Objek Wisata Panta yang Favorit, Mampu Bangkitkan Ekonomi Daerah
Namun seperti apa virus hepatitis akut berat, juga belum diketahui karena masih misteri. Namun yang pasti di luar hepatitis A, B, C, D, dan E.
Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, adenovirus -- yang di antaranya dibuat vaksin -- memiliki 50 sub varian. Sedangkan yang biasa ditemukan pada pasien hepatitis biasanya varian adnovirus tipe 41.
Adenovirus, menurut Siti Nadia Tarmizi, sebenarnya virus biasa saja yang bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa dengan gejala diare. Terkadang penderita biasa sembuh dengan sendirinya.
Dari kasus anak yang meninggal di Jakarta, Kata Nadia Tarmizi, belum bisa dipastikan apakah itu karena akibat hepatitis akut berat sebagaimana sekarang banyak dikhawatirkan.
Pasalnya dua anak di antaranya memiliki penyakit penyerta meski memang menderita hepatitis.
Baca Juga: India Minta Indonesia Segera Cabut Larangan Ekspor Minyak Goreng
“Hanya memang mereka menderita hepatitis, seperti kulitnya kuning, mata kuning, dan ada mual,” kata Siti Nadia Tarmizi.
Dia mengatakan, sejak hari Minggu (1 Mei 2022) Kemenkes meningkatkan kewaspadaan. Hal itu setelah WHO menyatakan status kejadian luar biasa terhadap hepatitis akut berat ini.
Makanya, kata Siti Nadia Tarmizi, setiap ada pasien yang dirawat dengan gejala hepatitis, seperti demam kuning atau sindrom kuning, harus segera dilaporkan.