Bukan hanya itu, Molnupiravir disebut mengurangi risiko rawat inap dan kematian 50 persen, digunakan untuk pasien gejala ringan-sedang, dan berguna lawan Ebola, Chikungunya, Influenza.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini 5 Oktober 2021: Cancer, Leo, dan Virgo Ini adalah Hari yang Baik untukmu
Namun, Professor Zubairi menyatakan jika kefektifitasan obat Molnupiravir harus menunggu uji klinis tiganya.
Di sisi lain, Dokter Alumni Medizinische Fakultät der Freien Universitaet Berlin, Dr. Samuel L. Simon SpKK, menanggapi terkait kabar obat Molnupiravir.
Melalui akun Twitternya @DrSLSimonSpKK, ia menilai jika Molnupiravir bukanlah obat Covid-19.
Ia menjelaskan jika virus tidak ada obatnya. Vaksin juga hanya berperan untuk mengurangi beratnya sakit dan mengurangi angka kematian.
Demikian juga dengan obat oral pertama Covid-19, Molnupiravir yang hanya berperan seperti vaksin namun berbentuk obat.