Mulyanto Sebut Erick Thohir Panggil Peneliti AstraZeneca Cuma ‘Gimmick’: Masa Anggaran Buzzer Lebih Besar

- 27 Juli 2021, 13:33 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto, nilai Erick Thohir panggil pulang salah peneliti AstraZeneca cuma gimmick saja
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto, nilai Erick Thohir panggil pulang salah peneliti AstraZeneca cuma gimmick saja //dpr.go.id

PR CIREBON — Seperti diketahui, salah satu peneliti vaksin Covid-19 ‘AstraZeneca’ adalah Indra Rudiansyah, mahasiswa S3 di Oxford, merupakan warga negara Indonesia.

Kini, sang peneliti AstraZeneca, Indra Rudiansyah diminta Menteri BUMN Erick Thohir agar segera pulang ke Indonesia untuk membantu pemerintah dalam pengembangan vaksin Covid-19 di dalam negeri.

Akan tetapi, inisiatif Erick Thohir memanggil salah satu peneliti AstraZeneca asal Indonesia itu dinilai oleh Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto, tidak lebih dari sekedar gimmick saja.

Baca Juga: Putri Pangeran Harry dan Meghan Markle Masuk dalam Garis Suksesi Kerajaan Inggris

Menurut Mulyanto, langkah Erick Thohir meminta Indra Rudiansyah pulang ke tanah air kenapa dinilai cuma gimmick, karena mahasiswa tersebut sekarang sedang berkiprah di lembaga riset internasional, tidak akan berdampak terhadap upaya penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

“Persoalan kita hari ini bukan kekurangan tenaga peneliti, tapi kekurangan anggaran dan fasilitas penunjang untuk riset,” timpal Mulyanto, dikutip PikiranRakyat.Cirebon.com dari laman Parlementaria, Senin 26 Juli 2021.

“Percuma dipanggil pulang kalau dukungan fasilitas dan pendanaan riset belum memadai. Hasilnya akan sama saja,” tandasnya.

Baca Juga: Lagi, Atlet Judo Mundur dari Olimpiade Tokyo 2020 Jelang Pertandingan dengan Israel, Kini Asal Sudan

Diutarakan Mulyanto, bahwa sekarang ini Indonesia mempunyai banyak tenaga peneliti yang handal.

Para peneliti dalam negeri pun tak jarang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja di lembaga riset internasional. Beberapa di antaranya bahkan sudah mendapat penghargaan internasional.

“Kemampuan peneliti dalam negeri sekarang sudah sangat memadai. Masalahnya pemerintah masih setengah hati dalam membangun ekosistem ristek nasional,” katanya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Otak atau Tangan? Gambar yang Pertama Kamu Lihat Ungkap Karakter Dirimu

Doktor nuklir lulusan Tokyo Institute of Tehcnology ini menyebut pengelolaan bidang riset di Indonesia masih belum optimal.

Terlebih pendapat Mulyanto, dengan dibubarkannya Kementerian Riset dan Teknologi yang diganti dengan lembaga setingkat badan. Lalu, lembaga riset prestius seperti BPPT, LIPI, BATAN, dan LAPAN akan pula dilebur ke dalam BRIN.

Menurutnya, perubahan struktur kelembagaan ristek sangat berpengaruh terhadap produktivitas riset.

Baca Juga: Adam Deni ke Jerinx SID: Mau Mengupayakan Damai? Gue Nggak akan Mau

“Belum lagi soal anggaran dan fasilitas penelitian, sangat miris kita melihatnya. Masa anggaran buzzer lebih besar daripada anggaran riset vaksin,” kritik Mulyanto.

“Padahal hasil vaksin lebih diperlukan rakyat daripada hasil kerja buzzer. Bagaimana mungkin riset kita bersaing dengan negara lain kalau ekosistem ristek semakin merosot,” ujarnya.

Mulyanto meminta pemerintah Indonesia agar fokus menanggulangi pandemi Covid-19 ini berdasarkan hasil kajian ilmiah para ahli peneliti (scientific based).

Baca Juga: Terungkap! Inilah Penyesalan Terbesar Jungkook BTS Ketika Proses Rekaman Lagu Dynamite

Dengan jalan, mengajak para peneliti andal untuk merumuskan upaya secara terpadu guna menanggulangi masalah ini. Alias Jangan terlalu banyak gimmick yang hanya tebar pesona ditegaskannya.

Mulyanto yang dikenal mantan sekretaris Menristek ini mendesak pemerintah mempercepat riset dan produksi vaksin Merah Putih yang dimotori Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Ia berharap pemerintah dapat memberikan dukungan fasilitas dan anggaran yang cukup kepada para peneliti agar dapat menyelesaikan tugas mereka dengan sebaik-baiknya.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: Parlementaria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah