Varian Virus Corona 'Eek' Terdeteksi di Indonesia, Disebut Mampu Mengurangi Perlindungan Vaksin

- 6 April 2021, 13:15 WIB
Ilustrasi virus corona. Varian 'Eek' dikabarkan telah terdeteksi di Indonesia.*
Ilustrasi virus corona. Varian 'Eek' dikabarkan telah terdeteksi di Indonesia.* /Pixabay/mattthewafflecat

PR CIREBON – Mutasi virus Corona baru, yang disebut Eek, telah terdeteksi di Indonesia.

Varian virus Corona Eek yang sebelumnya terdeteksi di Jepang itu menambah daftar varian virus Corona di berbagai negara.

Selain Eek, varian virus Corona lain adalah yang berasal dari Inggris dengan dinamakan B117, varian dari Afrika Selatan, serta dari Brazil.

Baca Juga: Tiongkok Laporkan Adanya Wabah Demam Babi Afrika di Xinjiang, Infeksi 33 Babi dan 6 Mati

Berbagai varian virus Corona itu mempunyai tingkat penularan yang berbeda, dengan varian Eek disebut mengurangi perlindungan vaksin.

Di Indonesia, varian virus Corona Eek atau E484K itu terdeteksi di wilayah DKI Jakarta dan merupakan temuan kasus pertama di Tanah Air.

Sebagaimana diberitakan di PR Sumedang dalam artikel "Setelah Jepang, Kini Varian Baru Virus Corona Bernama 'Eek' Ditemukan di Indonesia" Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengonfirmasi terkait temuan varian Corona Eek tersebut.

Baca Juga: Jiwa Billy Syahputra Disebut Labil, Denny Darko: Memes Prameswari Hadir untuk Menyeimbangkannya

"Iya, di wilayah DKI Jakarta," katanya yang dilansir dari Antara News.

Menurutnya, pemeriksaan spesimen E484K telah dilakukan oleh otoritas terkait di Indonesia sejak Februari 2021.

"Tetapi dilaporkannya (temuan kasus) pada dua atau tiga hari yang lalu di GISAID oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman," ungkap Siti Nadia.

Baca Juga: Buka Suara Soal Pernyataannya Terhadap Isu Kesehatan Mental, Luna Maya: Kita Semua Hanyalah Manusia

GISAID merupakan organisasi nirlaba yang bergerak di bidang bank data yang saat ini menjadi acuan untuk data genom virus corona SARS- CoV-2.

Sementara Eijkman adalah lembaga penelitian pemerintah yang bergerak di bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran.

Lembaga ini bernaung di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.

Baca Juga: Nagita Slavina Menangis Lihat Kelahiran Anak Irwansyah dan Zaskia Sungkar, Terungkap Perannya Sebagai Sahabat

Sejauh ini, Siti Nadia belum memberikan keterangan lebih rinci terkait informasi seputar varian Corona Eek tersebut.

Perlu diketahui, hal serupa juga terjadi di Jepang yang mendeteksi varian Corona Eek di bulan Maret lalu.

Sekitar 70 persen pasien pengidap Covid-19 yang dites di rumah sakit Tokyo, Jepang, bulan lalu membawa mutasi baru tersebut.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Tanpa sang Suami, Celine Evangelista Ungkap Harapan Rumah Tangga dengan Stefan William

Mutasi Eek tersebut diketahui dapat mengurangi perlindungan vaksin bagi penyintas Covid-19 yang berada di Tokyo, Jepang.

Mutasi Eek ditemukan pada 10 dari 14 orang yang dites positif Covid-19 di Rumah Sakit Medis Universitas Kedokteran dan Gigi Tokyo pada Maret ini.

Yang menjadi perhatian ialah mutasi Eek ini menyerang kepada penyintas yang tidak bepergian ke luar negeri.

Baca Juga: Atta Halilintar Buka Suara Soal Kritik pada Acara Pernikahannya dengan Aurel Hermansyah: Itulah Hidup

Tak hanya itu, bahkan mutasi Eek menimpa kepada orang yang tidak melakukan kontak fisik dengan orang yang mengalami mutasi baru ini.*** (Deady Mulyadi/PR Sumedang)

 

Editor: Linda Agnesia

Sumber: PR Sumedang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x