Baca Juga: Kabar Gembira! Whatsapp Dikabarkan Akan Luncurkan Fitur Panggilan Video Grup di Dekstop
Mikhael mengatakan bahwa Moeldoko harusnya paham bahwa intergitasnya sebagai tokoh diukur dari tindakannya saat ini.
Dengan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat hasil KLB, Moeldoko sudah pasti disebut tidak bermoral.
Artinya dalam kasus KLB Demokrat ini, tokoh sekaliber Moeldoko sedang kehilangan kehormatannya di mata publik karena wacana dominan yang ada di ruang publik saat ini adalah tentang moralitas politik.
"Jadi menurut saya, apa yang dilakukan Moeldoko adalah ekspresi amoralitas politik. Mengapa amoral secara politik? karena dalam politik yang paling brutal sekalipun, ada batasannya, yaitu moralitas," katanya.
Baca Juga: Tidak Hanya Kurs Rupiah yang Menurun, Harga Emas Juga Kian Terpuruk Berada di Bawah 1.700 Dolar AS
Baca Juga: Komentari Soal Kerumunan Jokowi di NTT, dr. Tirta: Persis Seperti yang Dialami Atta Halilintar
Baca Juga: Menang 2-0, Penampilan Timnas U-23 Belum Bisa Puaskan Pelatih Shin Tae-yong
"Moralitas adalah sesuatu yang non-negotiable atau sesuatu yang tidak bisa dikompromikan. Anda boleh menyerang lawan politik anda dan mengalahkannya, tapi batasannya adalah moral," katanya.
Mikhael menilai bahwa menerima posisi sebagai Ketua Umum hasil KLB inisiasi mantan kader Partai Demokrat adalah sesuatu yang tidak bermoral dan tidak berkelas sebagai seorang gentleman.***