“Beliau kritis, bukan radikalis,” ujarnya.
Tak hanya itu, Mahfud MD pun mengatakan bahwa Muhammadiyah dan NU kompak mengampanyekan bahwa NKRI berdasar Pancasila sejalan dengan Islam, dan Din Syamsudin menjadi salah satu penguat terhadap konsep tersebut.
“NU menyebut "Darul Mietsaq", Muhammadiyah menyebut "Darul Ahdi Wassyahadah". Pak Din Syamsuddin dikenal sebagai salah satu penguat konsep ini. Saya sering berdiskusi dengan dia, terkadang di rumah JK,” tuturnya.
Terkait adanya pelaporan yang dilakukan oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni ITB terhadap Din Syamsudin dengan tuduhan radikalisme, Mahfud MD menyatakan bahwa memang ada beberapa orang dari ITB yang menyampaikan masalah ini ke Menteri PAN RB.
“Memang ada beberapa orang yg mengaku dari ITB menyampaikan masalah Din Syamsudin kepada Menteri PAN-RB Pak Tjahjo Kumolo,” ungkapnya.
Namun, Mahfud MD mengungkapkan bahwa Menteri Tjahjo Kumolo hanya mendengarkannya saja dan pemerintah tidak menindaklanjuti apalagi memproses laporan itu.
“Pak Tjahjo mendengarkan saja, namanya ada orang minta bicara untuk menyampaikan aspirasi ya didengar. Tapi pemerintah tidak menindaklanjuti apalagi memroses laporan itu,” pungkasnya.***