Rachland Nashidik: Moeldoko Kira Ambil Paksa Demokrat Gampang, Dia Salah

- 5 Februari 2021, 20:35 WIB
Politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik.
Politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik. //Facebook.com/Rachland Nashidik

PR CIREBON – Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik menyindir Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang dianggap ingin melakukan kudeta terhadap Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Rachland Nashidik menilai jalan politik Moeldoko yang merupakan Jenderal TNI itu tidak terhormat karena ingin kudeta atau ambil alih paksa kepemimpinan AHY di Partai Demokrat

Menurut Rachland Nashidik, Moeldoko bahkan sangat berbeda jika dibandingkan dengan senior TNI lain yang lebih memilih berpolitik dengan membentuk sebuah Partai.

Baca Juga: Kemenkeu Umumkan Insentif Nakes Tidak Dipotong, HNW: Sesuai dengan yang Diperjuangkan PKS

Seperti misalnya Wiranto yang mendirikan Partai Hanura, Prabowo Subianto dengan Partai Gerindra, dan SBY yang mendirikan Partai Demokrat.

Ada beda besar antara Moeldoko dengan senior-seniornya di TNI: Jend. Edi Sudrajat, Jend. Wiranto, Jend. SBY dan Jend. Prabowo,” katanya.

Para seniornya pilih jalan terhormat dalam berpolitik: membuat Partai dan berkeringat di dalamnya,” tambahnya

Lebih lanjut, Rachland Nashidik mengatakan bahwa kudeta atau ambil alih kekuasaan Partai Demokrat yang disebut dilakukan oleh Moeldoko adalah tindakan yang sia-sia.

Baca Juga: Abdullah Hehamahua Minta Polri Copot Fadil Imran, Muannas Alaidid: Orangtua Malah Provokasi

Moeldoko kira ambil paksa Demokrat gampang. Dia salah,” tandasnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari cuitan Twitter @RachlanNashidik pada Jumat 5 Februari 2021.

Diketahui, isu kudeta atau ambil alih kekuasaan Partai Demokrat mencuat setelah disebutkan bahwa orang dalam lingkaran Istana berkaitan dengan hal itu.

Kemudian nama Moeldoko disebut menjadi salah satu orang dibalik isu kudeta tersebut. Namun dirinya menampik hal itu.

Isu kudeta itu disampaikan oleh Ketum Demokrat AHY yang mendapat kabar dari internal partainya.

 Baca Juga: Joe Biden Akhiri Dukungan ke Arab Saudi atas Perang Yaman: Harus Diakhiri

AHY kemudian menyurati Presiden Jokowi untuk meminta klarifikasi atas kabar tersebut karena menyangkut orang dalam Istana.

Belum sempat membalas surat dari AHY, Presiden Jokowi disebut sudah menegur keras Moeldoko karena telah membuat gaduh.

 

***

 

Editor: Tita Salsabila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah