YLH Pernah Calonkan Diri untuk Dijadikan Menteri, Ini kata Refly Harun

- 16 Januari 2021, 09:32 WIB
YLH Pernah Calonkan Diri untuk Dijadikan Menteri, Ini kata Refly Harun.*
YLH Pernah Calonkan Diri untuk Dijadikan Menteri, Ini kata Refly Harun.* /Tangkapan Layar YouTube Refly Harun

PR CIREBON - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mengomentari soal berita dari dekan Universitas Sumatera Utara (USU), Yusuf Leonard Henuk (YLH).

Dimana YLH pernah mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadikannya mengisi dua jabatan menteri yang kosong sebelumnya.

Yusuf Leonard Henuk sebelumnya dilaporkan karena dianggap telah menghina Presiden periode 2004 hingga 2014 yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di akun Twitternya.
 
 
Sebelumnya, SBY memberikan kritikan kepada Jokowi, tetapi Yusuf Leonard membalas kritik yang diberikan SBY dengan menggunakan kata yang kasar.
 
Refly Harun mengatakan kalau memang dia mau panjat sosial (pansos) sebaiknya tidak begitu caranya.

"It's okay mungkin juga barangkali pengen lebih dikenal. It's okay si sebenarnya cuma caranya adalah cara yang baik ya," kata Refly Harun.
 
 
Dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube Refly Harun pada Sabtu, 15 Januari 2021.
 

Refly berdoa agar Yusuf Leonard tersebut dapat dilirik oleh Jokowi, karena dia sudah menjadi benteng bagi Jokowi.

Refly juga berharap agar nanti kapan-kapan Yusuf Leonard dapat diundang ke istana untuk melakukan presentasi atau sebagainya.
 
Baca Juga: Sering Dianggap Remeh, 5 Makanan Ini Ternyata Mampu Meredakan Stres

"Banyak orang pandai di Republik Indonesia ini dari Sabang sampai Merauke yang barangkali tidak terlihat kekuasaan," ujarnya.

Menurutnya, para orang pandai itu ingin mengabdi kepada negara, ingin dilihat oleh presiden, sebab itu mereka memilih untuk membalas kritikan dari siapapun yang mengeritik pemerintah agar mendapat perhatian.
 
Refly menilai itu tidak masalah, karena pada akhirnya manusia harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah dia lakukan.
 
Baca Juga: Pesawat Hercules Diterbangkan Guna Kirim Bantuan ke Mamuju, Pasukan TNI hingga Kemensos Dikerahkan

"Ada orang yang memilih seperti itu, tapi yang penting one thing for sure adalah berhentilah menghina. Jadi tidak perlu ada kata-kata hinaan apapun," ucap Refly.

Akan tetapi di Indonesia menurutnya yang harus dikritik adalah perlakuan yang sama, equality before the law.

Refly melanjutkan bahwa jika bicara soal equality before the law maka harus ada perlakuan yang sama.
 

"Saya lihat misalnya katakanlah ada Youtube, ada video dari kubu istana misalnya itu bisa menggunakan kata-kata apa saja"
 
"Dia itu pembohong pembohong pembohong, itu organisasi baj### dan lain sebagainya, bisa begitu," katanya.
 
Sementara jika memberikan kritik pemerintah masyarakat harus betul-betul berhati-hati dalam pemilihan kata-katanya.
 
 
Karena agar tidak menjadi persepsi bahwa telah melakukan ujaran kebencian, penghinaan, provokasi, dan lain sebagainya.

"Terakhir mudah-mudahan dengan dinominasikannya Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan nanti barangkali tidak susah untuk mendapatkan endorsement (dukungan),"
 
"Dari DPR karena PAN saja yang di luar pemerintahan sudah menunjukan endorsementnya," ujar Refly.
 
Baca Juga: Tanggapi Penunjukkan Raffi Ahmad, Deddy Corbuzier: Pilih Influencer Jangan Hanya Berdasar Ketenaran

Dia berharap bahwa kepolisian benar-benar akan menjadi pelindung dan pengayom masyarakat.

Selain itu juga dapat menjadi institusi yang dapat dipercaya oleh publik, menjaga keamanan dan ketertiban, serta betul-betul menegakkan hukum secara adil.

"Karena adil itu jati diri bangsa Indonesia," ujar Refly.***
 

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x