Tolak Tuduhan Pakai Dana Kemendikbud, Tanoto Foundation: Kami Ikut POP dengan Dana Sendiri

24 Juli 2020, 09:28 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim berjabat tangan dengan Menko PMK yang juga mantan Mendikbud Muhadjir Effendy saat acara Lepas Sambut di Kemendikbud, Jakarta, Rabu (23/10/2019). /suara.com

PR CIREBON - Salah satu organisasi filantropi yang bekerja dalam memajukan pendidikan di Indonesia, Tanoto Foundation membantah menggunakan dana pemerintah untuk pengembangan program pendidikan.

"Tanoto Foundation selalu berkomitmen mendukung pemerintah dan memilih jalur pembiayaan mandiri," ungkap Communication Director Tanoto Foundation Haviez Gautama dalam keterangan tertulis yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News pada Kamis, 23 Juli 2020.

Adapun pernyataan ini disampaikan sekaligus menanggapi Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda yang mempertanyakan posisi Tanoto Foundation yang menjadi mitra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam Program Organisasi Penggerak (POP).

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Megawati Tak Berhak Bicarakan Pancasila karena Hanya Anak Pungut Soekarno ?

Sebelumnya, Syaiful Huda mengatakan Tanoto masuk kedalam kategori Gajah yang bisa mendapatkan hibah hingga Rp20 miliar per tahun dalam POP.

Bahkan, Kemendikbud mengalokasikan anggaran hampir Rp600 miliar hanya untuk mendukung program tersebut.

Detailnya, anggaran ini akan dibagikan untuk membiayai pelatihan atau peningkatan kapasitas yang diadakan organisasi masyarakat (ormas) yang terpilih.

Baca Juga: Kemendikbud Lukai Hati Guru, DPR: Sudah Kisruh Tunjangan, Anggaran Pelatihan Buat Tanoto Foundation

Untuk itu, Syaiful Huda menyebut Tanoto Foundation termasuk dari 156 ormas yang lolos sebagai Organisasi Penggerak.

Inilah yang membuat Haviez menegaskan bahwa pihaknya terus berkomitmen memajukan pendidikan Indonesia sejak 1981 terus memilih pendanaan mandiri dan sepeser pun tidak pernah menggunakan dana pemerintah.

Sedangkan, Tanoto Foundation sendiri memang dipilih oleh Kemendikbud menjadi salah satu pelaksana Program Organisasi Penggerak (POP).

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Ma'ruf Amin Minta Guru Honorer Maklumi Gaji Kecil dengan Imbalan Surga?

Namun demikian, program Kemendikbud yang mengundang seluruh ormas di Indonesia untuk berkompetisi membangun sekolah penggerak ini ternyata, menyediakan pilihan kepada ormas untuk membiayai pelaksanaan POP secara mandiri (dengan dana sendiri) atau mengajukan permohonan pendanaan kepada pemerintah.

Hanya saja, Tanoto Foundation memilih ikut program dengan jalur pembiayaan mandiri, sehingga dipastikan tidak menggunakan dana pemerintah.

"Tanoto Foundation mendukung pemerintah dan memilih jalur pembiayaan mandiri. Dengan demikian keikutsertaan dalam POP, melalui Program PINTAR Penggerak, dirancang tidak menggunakan dana pemerintah, namun sepenuhnya dibiayai dana sendiri dengan nilai investasi lebih dari Rp50 miliar untuk periode dua tahun 2020-2022," katanya.

Baca Juga: Direkam Selama Karantina, Taylor Swift Rilis Album Kejutan Bertajuk 'Folklore'

Sementara itu, proses seleksi program PINTAR Penggerak dilakukan terhadap 324 proposal dari 260 ormas dengan hasilnya terpilih 183 proposal dari 156 ormas.

Tepatnya, Program PINTAR Penggerak itu akan membuat Tanoto Foundation bekerja untuk mengembangkan kapasitas tenaga pengajar di 260 Sekolah Penggerak (160 sekolah dasar dan 100 sekolah menengah pertama) rintisan di empat kabupaten, yakni Kampar (Riau), Muaro Jambi (Jambi), Tegal (Jawa Tengah) dan Kutai Barat (Kalimantan Timur).***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler