Polri Bersih-Bersih. Harus dengan Sapu Bersih

19 Oktober 2022, 06:16 WIB
Kapolri Listyo Sigit /ANTARA/Akbar Nugroho Gumay /

 

NIAT dan tekad bersih-bersih di tubuh polri. Kapolri tampaknya tak main-main soal ini. Satunya kata dan langkah. Bersih-bersih haruslah dengan sapu yang bersih pula.

Pembenahan internal alias bersih-bersih tak terhindarkan. Justru pada posisi kepercayaan  masyarakat menukik ke level terendah. Apa jadinya, bila distorsi itu berkelanjutan tak bertepi.

Tak semata pernyataan Kapolri, Jenderal Pol. Listyo Sigit. Itu pula desakan masyarakat terhadap reformasi institusi polri. Bahkan sejak lama. Setidaknya dalam satu dekade terakhir.

Baca Juga: Inilah Sembilan Kapolda Baru yang Dilantik Kapolri

Tragedi Ferdy Sambo bagai prasasti tersembunyi. Menyeruak ruang publik. Pesan minor tata kelola di tubuh polri. Lantas jadi titik tolak mereformasi institusi. Proses penyelidikan dan penyidikan berlangsung. Kompleksitas tak terhindarkan.

Butuh rentang waktu panjang. Ada 97 anggota terseret. Setara satu kompi. Ya, ampun. Bak terjebak dalam ruangan tanpa ventilasi udara. Terjebak skenario sang sutradara. Fredy mirip konduktor orkestra yang kadung sumbang.

Tak lama dari tragedi yang diwarnai kisah "Romeo & Juliet" di antara   pasutri Fredy dan Putri, mencuat episode satu bingkai. Terkuak Skema Kaisar Sambo dan Konsorsium 303. Mengurai alur koordinasi dan transaksi perjudian. Berikutnya, PPATK mendeteksi aliran dana senilai Rp 155 triliun dari judi online. 

Baca Juga: Satu Lagi Korban Tragedi Kanjuruhan Malang Meninggal dalam Perawatan, Total Menjadi 133 Orang

Tiga peristiwa yang munculkan spekulasi. Menduga-duga sebagai satu rangkaian. PPATK pun tak membagi info lanjutan. Padahal jumlah aliran dana sangat fantastis. Tak luput pula ditengarai sebagai logistik siluman pemilu nanti.

Cuma seputar proses itu yang mengemuka. Utamanya bab tragedi Sambo dan drama Duren Tiga. Lebih pada lanjutan kisah dan berita. Ditandai komentar para pakar. Saling bersahutan. Di antaranya, nyaris tiada kabar simultan soal bersih-bersih tadi. Penulis meyakini, langkah mereformasi institusi polri tengah berjalan. Mungkin saja, area garapan cukup luas dan bercabang.

Belum surut mengerucut. Meledak Tragedi Kanjuruhan. Geger gas air mata, menjerat 132 nyawa. Ini soal peran polisi, saat menghalau massa. Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat dicopot. Lanjut Kapolda Jatim, Irjen Pol. Nico Afinta ditarik ke Mabes Polri.

Baca Juga: Band Legendaris Malaysia Search akan Manggung di Bandung 

Kapolda Jatim digantikan Irjen Pol. Teddy Minahasa. Alih-alih memaknai jabatan promosi, malah diringkus Divisi Propam Polri. Tak masuk akal, justru terjebak kasus narkoba. Saat masih Kapolda Sumbar, Teddy diduga mencuri barang bukti. Memerjualbelikan 5 kg gram sabu. Kapolri membatalkan jabatan baru bagi Teddy, meski belum sertijab.

Rangkaian peristiwa bagai "perang bintang". Antarbintang dua. Bisa jadi, terlalu jauh menduga. Di antara itu, langkah simultan polri unjuk hasil. Bos judi kakap, Apin BK berhasil ditangkap di Malaysia. Berikut tiga lainnya dari Kamboja. Hasil kerja police to police.

Lagi, apa dan bagaimana langkah simultan reformasi institusi polri? Kiranya, perlu penyampaian progres tentang itu. Publik kadung mengikuti dan menunggu.

Baca Juga: Rusia Serang Ibu Kota Ukraina, Kiev dengan Drone Kamikaze.  

Kelak, tak ada lagi kriminalisasi warga tak berdosa. Membelokkan perkara utama, dengan lainnya. Polisi adalah alat negara, bukan alat penguasa. Sama dan setara di muka hukum. Kelak, tak perlu ada lagi represif, selain preventif.

Hari-hari ini, Polri tengah berbenah diri. Bersih-bersih. Diharapkan, tak cuma serupa pemadam kebakaran. *** ( IW, Bandung )

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Tulisan Opini

Tags

Terkini

Terpopuler