Kerahkan 6 Helikopter untuk Penanganan Bencana NTT, Doni Monardo Sebut untuk Mendistribusikan Logistik

7 April 2021, 20:50 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo menegrahkan enam helikopter utuk logistik yang dikirimkan sebagai penanganan darurat bencana banjir bandang NTT.* //bnpb.go.id/

PR CIREBON - Akibat dari bencana banjir bandang yang melanda 12 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kini pendudukan harus mengungsi di posko darurat.

Sebagai upaya penanganan darurat bencana banjir bandang di NTT ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengerahkan enam helikopter.

Enam helikopter yang dikerahkan Doi Monardo untuk menangani bencana NTT itu terdiri dari Heli MI-8 dengan daya angkut delapan ton yang direposisi dari Kalimantan Barat dan Heli Kamov 32 A dengan daya angkut lima ton yang direposisi dari Riau.

Baca Juga: Adanya Krisis Vaksin Covid-19, Inggris Kini Mulai Gunakan Moderna untuk Vaksinasi Penduduknya

Selain itu ada juga hlikopter untuk mengangkut orang, yaitu Heli EC-115 berkapasitas 12 tempat duduk, Heli AW 199 berkapasitas 7 tempat duduk, Heli jenis Bell 412EP dengan kapasitas 12 tempat duduk dan Heli AS-365 kapasitas 11 tempat duduk.

Doni Monardo mengatakan bahwa helikopter ini akan digunakan untuk mendistribusikan logistik dan peralatan di lokasi yang terisolir, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman BNPB, 7 April 2021.

Akibat longsor, jalur darat terhambat, sehingga harus menggunakan jalur udara dengan helikopter.

Selain itu, akses penyeberangan laut juga tidak memungkinkan untuk dilewati akibat gelombang tinggi.

Baca Juga: Usai Prahara Demokrat, AHY Ingatkan Kader Tidak Lengah: Tak Ada Kata Tuntas dalam Pertarungan Politik

Fungsi lain dari helikopter yang dikerahkan ini, kata Doni Monardo untuk mengakomodir para warga yang membutuhkan pertolongan darurat terutama kelompok rentan, sekaligus untuk mengangkut tim medis yang ditugaskan di posko penanganan darurat.

Saat ini akses yang terputus menjadi kendala utama dalam penanganan darurat bencana NTT.

Menurut Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB, beberapa wilayah yang belum bisa diakses, yaitu Kabupaten Malaka, Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata.

Untuk Kabupaten Malaka, akses jalur darat tidak bisa dilewati karena jalan terputus akibat longsor.

Baca Juga: Jokowi Imbau Organisasi Keagamaan Ramah dan Terbuka terhadap Seni dan Budaya

Sedangkan Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata masih belum sepenuhnya dapat diakses melalui jalur laut mengingat gelombang laut yang masih tinggi.

Sementara itu, berdasarkan laporan petugas dilapangan, listrik di Kota Kupang masih belum pulih dan sinyal jaringan telekomunikasi selular juga terhambat.

Faktor lain yang menjadi kendala yaitu, pohon dan papan reklame yang tumbang menutup akses jalan.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar juga masih belum beroperasi karena bangunan mengalami kerusakan akibat diterjang banjir bandang.

Baca Juga: Sindiran Demokrat ke Moeldoko: Kalau Sudah Nggak Diakui Pacar, Tapi Masih Ngaku Pacarnya, Namanya Apa Ya?

Diketahui saat ini masyarakat kelas menengah keatas lebih memilih tinggal di hotel yang menyediakan genset listrik.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler