PR CIREBON – Beberapa waktu ini, masyarakat Indonesia heboh dengan adanya suara dentuman misterius yang terjadi di beberapa wilayah.
Baru-baru ini, dentuman misterius juga baru terjadi di Malang, Jawa Timur pada 2 dan 3 Februari 2021 lalu.
Beberapa masyarakat juga melaporkan dentuman ini membuat kaca-kaca rumahnya bergetar.
Baca Juga: Bangga Kuartal IV 2020 Alami Perbaikan, Airlangga Hartarto Optimis 2021 Akan Kembali Positif
Tim Reaksi Analisis Kebencanaan (TREAK) dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengungkapkan penyebab terjadinya suara dentuman misterius tersebut melalui situs resminya pada 7 Februari 2021.
Menurut LAPAN, fenomena suara dentuman bisa terjadi akibat adanya lapisan inversi di atmosfer. Lapisan inversi adalah kondisi keberadaan lapisan atmosfer yang tidak normal.
Di kondisi normal, seharusnya lapisan atmosfer yang dingin berada di atas lapisan atmosfer yang hangat. Namun pada lapisan inversi, terjadi sebaliknya.
Baca Juga: Penting! Kenali 9 Gejala Diabetes pada Pria, Disfungsi Ereksi Hingga Sering Merasa Haus
Lapisan inversi menahan pengangkatan udara ke atas sehingga membuat energi di dekat permukaan mengumpul. Serta dilepaskan dalam bentuk hujan badai (thunderstrom) yang kuat.
Selain itu, lapisan inversi dapat membuat suara dipantulkan sampai ke tempat yang lebih jauh.
Keberadaan lapisan inversi ini juga perlu dibuktikan dengan data melalui sebuah alat pengukuran.
Baca Juga: Akui Sempat Lempar Cincin Tunangan, Kesha Ratuliu Ungkap Alasan Akhirnya Yakin Dinikahi Adhi Permana
Energi suara yang merambat, mengalami pelemahan yang cepat bersama jarak, apalagi jika mengalami pemantulan, sebagian besar energi akan diserap atau diteruskan.
LAPAN mengungkapkan, suara yang dipantulkan lapisan inversi ini belum terbukti dapat memecahkan kaca.
Untuk memecahkan kaca diperlukan energi suara yang cukup kuat, shock, blast, atau resonansi dengan frekuensi yang tepat.
Dalam keterangannya, LAPAN juga menjelaskan bahwa lapisan inversi biasanya terjadi pada malam dan dini hari. Hal ini karena ketika malam dan dini hari, udara di dekat permukaan mendingin sementara udara di atasnya tetap hangat.
Lapisan inversi dapat terjadi pada skala lokal hingga regional. Serta terjadi di dekat permukaan hingga lapisan batas sampai dengan 5 km, bahkan terjadi pada ketinggian sekitar 17 kilometer.
Meskipun kondisi ini merupakan kondisi atmosfer yang tidak normal, namun LAPAN mengungkapkan lapisan inversi biasa terjadi dalam dinamika atmosfer.***