Network
SABACIREBON – Belasan tukang ngarit di Kampung Kaputren, Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka tampil kenakan setelan jas warna hitam.
Dengan setelan jas warna hitam yang dipakai peternakan kambing itu tampil necis, tak ubahnya seperti juragan (pengusaha).
Bahkan, beberapa orang diantaranya terlihat mengenakan dasi dan kacamata hitam, kesan bau keringat dengan pakaian lusuh, arit dan karung di tangan sirna seketika.
Baca Juga: Pengusaha di Majalengka Sebut Pelaksanaan Mukab VI, Kadin Majalengka Diminta Transparan
Penampilan mereka memang tidak terlihat setiap hari, gaya tampil necis itu mereka mereka peragakan hanya dalam satu kali dalam event ngarit award.
Ngarit award sebuah event tahunan yang sudah berlangsung selama tiga tahun. Dalam pelaksanaannya melibatkan para pemilik kambing di kampung itu.
“Ini sebagai ajang promosi bagi masyarakat yang butuh kambing kurban untuk qurban nanti. Alhamdulillah dari tahun ke tahun asa perkembangan, baik dari sisi jumlah maupun kualitas,” kata Panitia Pelaksanaan Amien Halimin, ditemui wartawan di sela-sela kegiatan, Senin 12 Juni 2023.
“Allhamdulilah sekarang ada 18 peserta. Dan untuk fisik kambing pun, terlihat lebih segar, meskipun ada yang masih kecil. Yang pasti tujuan utama even ini adalah promosi dan allhamdulilah memang banyak warga luar daerah yang beli kesini,” sambungnya.
Kendati demikian, meski tidak ada penilaian khusus tetapi pihak panitia menyediakan hadiah untuk para pemenang dan peserta. Bagi juara pertama, akan menginap di hotel bintang 4 di daerah Kertajati.
“Allhamdulilah ada beberapa sponsor. Selain juara satu, nanti para peserta juga semuanya akan nginep di salah satu villa yang ada di kabupaten Majalengka,” tegasnya.
Baca Juga: Pengusaha Malaysia Tertarik Investasi di Ibu Kota baru Nusantara.
Kasie Kesenian Disparbud Majalengka Didin Aminudin menilai, even tersebut memiliki arti penting untuk menumbuhkan kreativitas masyarakat sekitar.
Selain itu event tersebut juga menjadi daya tarik bagi desa itu, khususnya Kampung Kaputren yang sudah dikenal sebagai kampung budaya.
“Di sini juga kan banyak warga yang memiliki kambing. Nah, ini warganya mampu memanfaatkan potensi yang ada. terbukti event ini bisa berlangsung sampai saat ini,” pungkasnya.***
