Hari Waisak, Umat Buddha Cirebon Meradang Terluka Gara-gara Ini, Pemerintah Diminta Tangani Serius

- 4 Juni 2023, 08:22 WIB
Sesepuh umat buddha cirebon yang juga pengurus yayasan vihara welas asih/andik sc prmn
Sesepuh umat buddha cirebon yang juga pengurus yayasan vihara welas asih/andik sc prmn /

SABACIREBON-Umat Buddha di seluruh dunia, termasuk di Cirebon memperingati hari besar Waisak tahun 2023 pada Minggu 4 Juni 2023 ini.

Vihara Dewi Welas Asih Cirebon menjadi salah satu pusat peringatan hari besar Waisak yang pada tahun ini mengusung Tema MEMPERKOKOH MORAL, MEMBANGUN KEDAMAIAN BANGSA.

Namun ditengah kekhusyuan dan suka cita peringatan hari besar Waisak tersebut, umat Buddha di Cirebon berpuluh tahun hingga kini masih memiliki ganjalan serius.

Baca Juga: Taklukkan Manchester United dan Raih Piala FA, Man City Semakin Dekat Rengkuh Treble Winner  

Penyebabnya sertifikat tanah atas nama Yayasan Buddha Metta yang dulu diambil paksa di masa Orde Baru, hingga kini tak jelas rimbanya.

Padahal sertifikat-sertifikat tersebut meliputi lahan tanah beberapa vihara. Seperti sertifikat Vihara Dewi Welas Asih, Sertifikat Vihara Pemancar Keselamatan, Sertifikat Vihara Budi Asih, dan Sertifikat Kelenteng Talang, serta Sertifikat Mes Guru Talang.

Menurut Richard D. Pekasa, Seketaris Yayasan Buddha Metta, terkait sertifikat tanah-tanah vihara tersebut, selama ini sebenarnya mereka tak tinggal diam. Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk dengan Direktorat Jendral Kekayaan Negara Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara.

Baca Juga: Final Piala FA: Hadapi Man City, Manchester United Tak Diperkuat Empat Pemain Utama, Ini Kata Erik ten Hag

"Upaya yang telah di lakukan yaitu audiensi dan permohonan status tanah ke BPN Kota dan Kanwil Jabar. Begitupun dengan ke Direktorat Jendral Kekayaan Negara Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara," kata Richard kepada wartawan, Sabtu 3 Juni 2023.

Sejumlah tokoh pun mereka mintai tolong untuk bisa membantu dan memfasilitasi soal sertifikat tanah vihara-vihara tersebut. Di antaranya kepada politisi Agung Laksono, Dave Akbarsyah Fikarno, dan.Rieke Dyah Pitaloka

Begitupun di tingkat Kota Cirebon, konsultasi mereka lakukan ke Sultan Kanoman Saladin dan juga
DPRD Kota Cirebon.

Baca Juga: Hikayat 1 Juni : Luka Demi Pancasila Seorang Kiai Muda

"Untuk yang dari DJKN Kanwil Jabar telah mengadakan Peninjauan lokasi dan Konsultasi. Persyaratan yang muncul pun dari DJKN telah di penuhi Yayasan Buddha Metta. Namun entah kenapa hingga kini belum juga ada kemajuan," sambung Richard.

Hal ini, lanjutnya, sangat ironis dengan semangat pemerintah sekarang dalam pembenahan pertanahan ini. Di mana salah satunya wacana tentang sertifikat rumah ibadah sudah sering di gaungkan.

"Berbagai Upaya telah kami tempuh namun blm membuahkan hasil," keluhnya.

Baca Juga: KH Maman Imanulhaq Sebut, Perlu Dianggarkan Petugas Pendamping Psikis Jemaah Haji Lansia di Majalengka

Pada kesempatan tersebut, para pengurus Yayasan Buddha Metta sampai menganalogikan persoalan tamah-tanah tersebut dengan sejumlah tempat ibadah agama lainnya.

"Misalkan Gereja Santo Yusuf di ambil negara tentu nya akan melukai hati Umat Katholik. Atau misalkan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di ambil pemerintah tentu nya melukai hati Umat Muslim," sebutnya.

Karenanya, atas persoalan sertifikat tanah rumah ibadah imat Buddha tersebut, pihaknya berharap adanya keadilan. Di mana Hak Azasi untuk Pengembalian Vihara dapat segera terlaksana.

Baca Juga: Prediksi Boruto Chapter 81: Sasuke Kembali Menjadi Sosok Jahat?

Sementara itu, seperti diketahui vihara-vihara di Cirebon merupakan warisan budaya dan telah lama berdiri jauh sebelum Indonesia Merdeka.

Misalnya Vihara Dewi Welas Asih yang berdiri Sejak 1595 atau Kelenteng Talang berdiri 1450 .

"Selama ini vihara tersebut menjadi tempat pelestarian tradisi dan budaya, juga wadah toleransi dimana Ibu Sinta Nuriah dan Komunitas Lintas Iman sering berkunjung dan Berdiskusi. Selain itu juga menjadi destinasi wisata religi bagi Umat Budha," paparnya.

Baca Juga: Patroli Kawal Hak Pilih Goes to School Panwaslu Dawuan, Majalengka di PKBM Al-Ikhlas

Dicontohkannya, acara Cap Go Me yang di adakan delurub vihara menjadi Ikon toleransi Cirebon. Di mana dimeriahkan oleh puluhan ribu masyarakat Cirebon dan Sekitar nya.

"Sedangkan tema perayaan hari besar Waisak tahun ini, memberi pesan umat Buddha agar meneladani ajaran paling mendasar. Yaitu moral kedamaian merupakan pilar penting guna kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tuturnya.

Menurutnya, di tengah masyarakat yang heterogen diperlukan kesadaran kolektif yang menuntun terciptanya kerukunan dan Persatuan.

Baca Juga: Mengintip Ganjar Pranowo di Cirebon, Lari Pagi dan Ikan Asin, Begini Katanya

Dikatakannya, Waisak Kali ini terasa sangat istimewa dengan kehadiran Bhikkhu Thudong. Karena melalui prjalanan religi tersebut telah menunjukan wajah asli bangsa Indonesia yang penuh keterbukaan, keramahan, toleransi, suka menolong.

Rangkaian Waisak di Kota Cirebon di Isi dengan Sangha Dana, Pendalamanan Dharma, Bakti Sosial dan Bersih Vihara.***

Editor: Andik Arsawijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x