Puasa Asyura Memaknai Kasih Sayang Allah SWT Lewat AmpunanNya

- 5 Agustus 2022, 16:51 WIB
Umat Muslim bisa memamfaatkan Hari Asyura dalam Puasa Asyura pada tanggal 9 dan 10 Muharram, yang jatuhnya pada hari Minggu dan Senin 7 dan  8 Agustus 2022./pikiran-rakyat.com
Umat Muslim bisa memamfaatkan Hari Asyura dalam Puasa Asyura pada tanggal 9 dan 10 Muharram, yang jatuhnya pada hari Minggu dan Senin 7 dan 8 Agustus 2022./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON-Allah SWT sungguh sangat sayang kepada umatnya.

Allah SWT memberikan kesempatan kepada umatnya untuk mendapatkan ridloNya dan berbuat kebaikan sebanyak=banyaknya.

Dan tentu lewat cara itu, Allah membuka pintu ampunan seluas-luasnya. Seperti yang dikatakan oleh Allah, "Rahmat dan AmpunanKu melebihi amarahku".

Dalam bulan baru di tahun baru Islam (bulan Muharram) sekarang ini, Allah juga memberikan kesempatan kepada umatnya untuk memperbanyak mendapatkan pahala.

Baca Juga: Chelsea Gelontorkan Rp1,1 Triliun untuk Bek Brighton Marc Cucurella

Umat muslim di seluruh dunia dianjurkan memperbanyak pahala terutama di bulan Muharram.

Salah satu kegiatan yang bisa menambah pahala adalah menjalankan puasa sunnah Asyura. Posisi ibadah sunnah ini menjadi yang paling utama setelah puasa Ramadhan.

Puasa Asyura biasa dilakukan pada 10 Muharram atau tanggal 8 Agustus 2022.

 "Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam", (HR Muslim).
 
 
Sejarah puasa Asyura:

Puasa Asyura berawal dari kedatangan Nabi Muhammad SAW ke Madinah.

Rasulullah melihat orang-orang Yahudi menunaikan puasa pada 10 Muharram. Kemudian ditanyakan kepada orang Yahudi tersebut alasan mereka berpuasa.

Orang Yahudi tersebut menjawab kebiasaan mereka puasa 10 Muharram karena rasa syukurnya atas nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada Nabi Musa AS dan pengikutnya saat diselamatkan dari Firaun.

Bagi orang Yahudi, 10 Muharram merupakan hari yang sangat baik karena kebaikan Allah yang menyelamatkan Musa dan Bani israil, seperti yang dilansir dari Pikiran-Rakyat.Com.

Baca Juga: Persib Lama dan Persib Era Baru, Robby Darwis dan Robi Darwis Bertemu, Ini yang Mereka Bicarakan

Nabi Muhammad SAW kemudian berkata bahwa ia lebih berhak untuk melestarikan dan menyempurnakan amalan tersebut dibandingkan dengan orang Yahudi yang saat itu ajarannya sudah bergeser dari syariat Nabi Musa.

 Kemudian, Nabi Muhammad SAW mensyariatkan kepada para sahabat untuk melaksanakan puasa Asyura.

Dengan demikian dalam pandangan Islam, puasa Asyura merupakan rangkaian  perjalanan sejarah Islam berkaitan dengan kejadian di mana Nabi Muhammad pertama kali hijrah ke Madinah. Beliau mendapati kaum Yahudi yang merayakan hari ke-10 Tishri. Nabi Muhammad pun bertanya tentang puasa mereka.

Baca Juga: Setelah Dua Tahun, Kini Umat Islam Bisa Cium Hajar Aswad Lagi

Adapun keutamaan dari puasa Asyura adalah bisa menghapuskan dosa-dosa kecil selama setahun yang lalu. Adapun dosa yang besar, harus tetap melakukan taubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya.

 

Niat Puasa Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnati asyura lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat berpuasa Asyura esok hari sunah karena Allah Ta'ala,".***

Editor: Aria Zetra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x