SABACIREBON - SMP Negeri 18 Bandung menunjukkan dedikasinya dalam mengelola sampah melalui skema kluster dengan mengaplikasikan kebiasaan sederhana melalui gerakan bernama Mistar (misting dan tumbler).
Seluruh warga sekolah membiasakan diri membawa tempat makan dan minum ke sekolah yang disebut Mistar atau Misting dan Tumbler..
Dilakukan sebagai bagian dari upaya pengelolaan sampah, SMPN 18 Bandung memiliki Duta Adiwiyata yang berinovasi dari pengolahan sampah.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Perjalanan Nataru, 39.014 Tiket KA Terjual Sebelumnya
Kepala sekolah SMP Negeri 18 Bandung, Rika Yustikasari, menekankan bahwa langkah awal paling sederhana adalah membawa tempat makan dan minum serta membuang sampah sesuai jenisnya.
“Kebiasaan sederhana ini kami lakukan setiap hari. Tentu tujuannya agar siswa-siswi menjadi terlatih memilah sampah,” katanya, Rabu lalu.
Sampah di SMPN 18 Bandung dibagi menjadi tiga kategori: organik, anorganik, dan residu. Mereka berkomitmen untuk mengolah ketiga jenis sampah tersebut sebagai langkah menuju sekolah bebas sampah.
Baca Juga: Mal Pelayan Publik Garut, Grha RAA Wiranatanudatar VIII, Segera Diresmikan
Pengelolaan sampah organik dilakukan dengan pola kompos, sementara sampah non-organik diolah menjadi ecobricks.