ADA fenomena tak biasa di lajur Jalan AH Nasution Kota Bandung belakangan ini. Di beberapa titik sepanjang lajur mulai Bundaran Cibiru hingga Terminal Cicaheum ada deretan bendera tergantung pada seutas tali.
Pemandangan menarik itu lantaran saat ini bukanlah menjelang perayaan agustusan. Biasanya bendera-bendera yang digantung orang dipinggir jalan lazimnya hanya menjelang HUT Kemerdekaan RI saja.
Benar, bahwa yang biasa melakukan seperti itu adalah para penjual bendera. Seperti halnya fenomena di Jln AH Nasution Bandung memang para penjual bendera. Hanya saja bendera yang mereka jajakan kali ini warnanya bukan merah putih, akan tetapi merah, putih, hijau, dan hitam, ya, bendera Palestina.
Satu di antara penjual bendera Palestina di Jln AH Nasution adalah Ade (55). Katanya dia sudah berjualan bendera Palestina hampir sebulan ini.
Ternyata yang dia jual bukan hanya bendera Palestina berbagai ukuran, namun juga asesoris lain yang semuanya melambangkan Palestina.
“Ini ada syal, ikat kepala, juga bendera kecil pakai tangkai plastik,” ujar Ade, asal Kota Bandung, saat ditemui Selasa, 28 November 2023.
Menurut Ade, bendera Palestina yang dijajakannya dibuat di Kampung Babakansari Desa Leles, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut.
Kampung itu memproduksi bendera tidak semata menjelang perayaan hari kemerdekaan, tetapi hari-hari biasa pun tetap berproduksi untuk disalurkan ke toko diberbagai kota. Bahkan pemasarannya hingga ke luar Pulau Jawa.
“Saya mendapat pasokan dari sana (Babakansari) untuk saya jual di sini,” ujar Ade.
Palestina harus merdeka
Ade menyatakan kagum terhadap orang Kampung Babakansari yang memiliki kepekaan bisnis. Orang kampung bendera (begitu biasa orang Babaknsari disebut) tahu tentang rasa simpati bangsa Indonesia terhadap warga Palestina yang tengah dibombardir Israel.
Saat warga negara melakukan unjuk rasa damai dalam berbagai bentuk, tentu memerlukan simbol-simbol untuk menunjukkan rasa simpati itu. Simbol yang memiliki makna besar, apalagi kalau bukan bendera sebagai lambang negara.
Muncul demo-demo menyatakan simpatik terhadap warga Palestina juga terjadi di beberapa negara di dunia.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Resmi Melantik KSAD dengan Pangkat Jenderal
Soal berapa banyak bendera yang terjual per hari? Ade hanya menghitung omzetnya saja. “Pokoknya dalam sehari tidak kurang dari 500.000 ribu rupiah, bisa saya bawa pulang,” kata Ade.
Ketika dicandai, yang di sana perang yang di sini dapat cuan, kata Ade, dia tidak berpikir seperti itu. Dia dan kawan-kawan tetap lebih suka kalau perang Palestina dan Israel segera berhenti selamanya.
“Ya nggak, lah, Pak. Kasihan juga mereka. Saya doakan agar warga Palestina segera dan harus merdeka,” kata Ade.
Tapi kalau Palestina merdeka, artinya berjualan benderanya berhenti? Ade berasumsi, tentu tidak katanya. “Kan, nanti kalau Palestina merdeka, setiap menjelang perayaan kemerdekananya kami tetap bisa jualan bendera Palestina….,” ujar Ade.(Asep S Bakrie)***