Yana mengatakan, flyover Ciroyom yang panjangnya sekitar 700-800 meter ini juga memakan beberapa lahan Pemkot Bandung. Di antaranya sebagian halaman depan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bandung.
"Kantor Kelurahan Ciroyom, Sukaraja juga. Kalau pemukiman penduduk itu tidak ada yang kena karena lahan itu memang area milik KAI dan sejajar dengan lintasan rel," ujarnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Indonesia Akan Jadi Penghasil Produk I Industri Hijau Kompetitif Global
Sementara itu, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Barat, Erni Basri mengatakan, urgensi pembangunan jalur ganda ini sebagai jalur transfer jalur para penumpang dari Padalarang-Bandung.
"Dengan kecepatan kereta seperti itu, perlintasan kita harus steril, sehingga membutuhkan flyover dan JPO. Ini upaya kita untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat," ucap Erni.
Baca Juga: Bulu Tangkis Tokyo : Pemain Denmark Viktor Axelsen Masih Jadi Momok Pebulu Tangkis Putra Dunia
Erni juga memastikan, penertiban lahan selama ini telah berjalan lancar. Masyarakat sangat kooperatif dan merasa terbantu karena telah difasilitasi dalam pembangunan infrastuktur.
"Untuk nilai ganti untung bagi warga yang usahanya terpaksa kita tertibkan, masih dalam proses perhitungan. Sekarang dari Pemkot Bandung akan menerjunkan tim terpadu untuk menghitung semuanya dan sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat lainnya," tuturnya.
Baca Juga: 919 Pembalap Bertarung di Ajang Meikarta Autofest 2022
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Dadang Darmawan menjelaskan, terkait skema analisis dampak lalu lintas (andalalin), pihaknya telah menyurvei langsung ke lapangan. Jumat pekan ini rencananya akan diterbitkan hasilnya.