SABACIREBON - Provini Jawa Barat memperoleh penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), atas upaya menurunkan angka stunting (gagal tumbuh akibat gizi buruk).
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam akun resmi Twiiter @RidwanKamil, yang diunggah Selasa malam, 14 Februari 2023.
Riwan Kamil dalam unggahannya menyebutkan, penurunan stunting terbaik adalah Jawa Barat untuk wilayah pulau Jawa. Dalam setahun turunnya cepat di angka 4,3%. Hari ini diberi penghargaan oleh BKKBN.
Baca Juga: Rekor Tak Terkalahkan Persib Terhenti, PSM Makassar Naik ke Puncak Klasemen Menggeser Persija
Ia mengatakan, stunting adalah gagal tumbuh karena gizi buruk. Badannya kecil dan otaknya lemah sehingga tidak mampu jadi individu yang bersaing.
Karenanya, kata Riwan Kamil, stunting adalah problem utama yang akan menggagalkan Indonesia menjadi negara adidaya maju di 2045.
Angka kelahiran di Jabar juga terjaga 2,11 anak. Artinya setiap keluarga di Jawa Barat punya keturunan rata-rata hanya 2 anak. Artinya Program KB sangat berhasil.
Baca Juga: Valentine Day Polisi di Majalengka Bagikan Bunga dan Coklat, Bagi Pengendara Sepeda Motor
"Di Pulau Jawa, Jawa Barat performa ekonomi terbaik, penurunan kemiskinan terbaik, dan penurunan stunting terbaik, sehingga mari kita syukuri dan terus kita perbaiki hal-hal yang masih kurang," kata Ridwan Kamil, pada bagian lainnya.
Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, Sp.O.G sebagaimana dilansir bkkbn.go.id, SatuanTugas (Satgas) 2023 kini tengah mengejar target prevalensi stunting 14 persen pada 2024.
Ada lima hal yang harus diperhatikan Satgas Percepatan Penurunan Stunting, yakni pertama pastikan kembali keberpihakan pemerintah daerah dalam upaya penurunan stunting, ada atau tidak ada alokasi anggaran.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bandung Raya Jawa Barat Hari Ini Selasa 14 Februari 2023
Kedua, pastikan di setiap kecamatan terselenggaranya minilokarya karena dananya ada dan harus dilaporkan.
Adapun ketiga pastikan semua tim pendamping keluarga harus sudah dilatih sebelum bulan Maret.
Keempat pastikan Elsimil (Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil) sudah terisi oleh pasangan calon sebelum melangsungkan pernikahan.
Kelima, kata Hasto Wardoyo, memastikan adanya partsipasi masyarakat dengan membawa setiap balita ke Posyandu. Satgas Stunting juga harus memastikan pemberian makanan tambahan atau PMT dan makanan pendamping ASI (MPASI)***