Jika Biden Terpilih Sebagai Presiden, Indonesia Miliki Peran Penting Meredakan Ketegangan AS-Tingkok

- 7 November 2020, 09:32 WIB
Raihan Joe Biden di empat negara.
Raihan Joe Biden di empat negara. /



PR CIREBON - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia memprediksi Joe Biden akan memenangi Pilpres Amerika Serikat melawan rivalnya Presiden Donald Trump. Dengan kemenangan terbaru Biden di Georgia, maka Trump sudah tidak dapat mencapai 270 elektoral.

Bagi Indonesia, terpilihnya Biden sebagai Presiden AS, tetap tidak akan signifikan mengubah kebijakan AS di Indonesia. Sejak Barack Obama menjadi Presiden AS hingga Donald Trump, kebijakan AS terhadap Indonesia AS tidak berubah.

"Tetapi impact (dampaknya) pada Indonesia dengan terpilihnya Biden akan membuka lebih banyak ruang untuk negosiasi antara AS dan Tiongkok,” kata Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Partai Gelora Indonesia, Henwira Halim, Sabtu 7 November 2020.

Baca Juga: Jelang Pilwalkot Medan, Ketua DPP PKS: Insya Allah Menantu Jokowi Bisa Dikalahkan

Dimana Indonesia akan memiliki kesempatan lebih besar untuk berperan penting meredakan ketegangan di kawasan," lanjutnya seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Menurut Henwira, ketegangan antara AS dan Tiongkok akan tetap berlanjut dalam hal unjuk kekuatan pertahanan dan militer. AS tetap akan menggelontorkan anggaran besar untuk mengimbangi kekuatan militer Tiongkok.

"AS selalu memandang harus ada perimbangan terhadap perkembangan militer Tiongkok terutama aktivitas mereka di Kawasan Laut China Selatan. Kerjasama pertahanan ini yang harus dimanfaatkan betul Indonesia," jelasnya.

Baca Juga: Pemuda Muslim Prancis Berjaga di Luar Katedral agar Tidak Terjadi lagi Serangan Ekstrimis Islam

AS memandang Indonesia sebagai jangkar ASEAN yang berpotensi sebagai sekutu untuk mengimbangi kekuatan negeri tirai bambu di Laut China Selatan. Indonesia dinilai AS dan juga Tiongkok merupakan negara ASEAN yang memiliki kredibilitas tinggi sebagai negara yang netral.

"Karena itu, Indonesia bisa berkontribusi meredakan ketegangan antar dua kekuatan global tersebut, AS dan Tiongkok. Indonesia harus aktif melakukan pendekatan kepada keduanya untuk mencari cara pendekatan alternatif yang dapat mengurangi ketegangan militer," tuturnya.

Ketua Hubungan Luar Negeri Partai Gelora ini menegaskan Indonesia punya peran strategis untuk menyelesaikan konflik di Laut China Selatan. Sehingga Indonesia harus bisa menjawab tantangan kepemimpinan ASEAN dalam mencari solusi damai.

Baca Juga: Johnny Depp Mundur dari 'Fantastic Beast' Karena Kontroversi Terkait Kasus Hukumnya

"Jadi Indonesia punya peran strategis untuk lebih aktif berdiplomasi melakukan engagement (keterikatan) bukan saja ke ASEAN, tapi juga ke Tiongkok untuk mencari cara-cara damai menyelesaikan sengketa wilayah di kawasan Laut China Selatan," tegasnya.

Henwira menegaskan, hanya kepemimpinan Indonesia yang bisa menyatukan ASEAN guna berunding dengan Tiongkok dalam rangka menyelesaikan klaim sepihak Tiongkok terhadap wilayah-wilayah negara-negara ASEAN di Laut China Selatan.

"Tanpa kepemimpinan Indonesia akan berat bagi ASEAN untuk bisa kompak dan padu dalam upaya menyelesaikan permasalahan di Laut China Selatan. Indonesia dipandang sebagai negara netral, meskipun wilayahnya di Natuna juga diklaim Tiongkok," ungkapnya.

Baca Juga: Habib Rizieq Disebut akan Seperti Ulama Turki Fetullah Gulen Jika Tidak Diizinkan Pulang

Henwira menambahkan, ketegangan antara AS dan Tiongkok yang akan dihentikan Joe Biden jika terpilih sebagai Presiden AS hanya masalah perang dagang saja, bukan kekuatan pertahanan atau militernya.

"Biden diperkirakan menghentikan perang dagang AS-Tiongkok. Mungkin akan menghidupkan kembali prakarsa pakta perdagangan Trans Pacific Partnership yang dicanangkan oleh Barack Obama, namun dibatalkan oleh Donald Trump," tandasnya.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x