Trump tidak menyebutkan nama negara tambahan, tetapi mengisyaratkan selama pertemuan dengan Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed Al-Nahyan, bahwa Arab Saudi mungkin ikut serta.
“Kami telah melakukan pembicaraan yang baik dengan Arab Saudi. Saya pikir mereka sangat terbuka,” tutur Trump.
Baca Juga: Usul Ahok Hapuskan Kementerian BUMN Buat Gaduh, Pengamat: Komentar Bubarkan, Bukti Kerja Ga Becus
Netanyahu menyebut hari itu sebagai poros sejarah.
“Hal ini menandai era baru perdamaian. Pada akhirnya kita bisa mengakhiri konflik Arab-Israel untuk selamanya,” katanya.
Sementar itu, dalam sambutannya yang ditujukan kepada Netanyahu, Abdullah bin Zayed Al-Nahyan berkata bahwa ia berdiri untuk mengulurkan tangan perdamaian dan menerima tangan perdamaian.
Baca Juga: Cek Fakta: PSBB Ketat Jakarta Disebut Sengaja Ada Atas Perintah KAMI Agar Pemerintah Pusat Terdesak
“Terima kasih telah memilih perdamaian dan menghentikan pencaplokan wilayah Palestina,” katanya.
Kesepakatan yang dijuluki Abraham Accords ini menandai perubahan yang berbeda dalam status quo yang telah berusia puluhan tahun di mana negara-negara Arab telah mencoba untuk mempertahankan persatuan melawan Israel atas perlakuannya terhadap orang-orang Palestina yang tidak memiliki kewarganegaraan.
Dalam sambutannya, Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif al-Zayani, menekankan perlunya solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel.