Beri Klaim Serupa dengan Dokter Italia, Ilmuwan AS Sebut Virus Corona Mulai Melemah dan Tak Menular

- 9 Juni 2020, 21:10 WIB
UPDATE virus Corona Dunia Minggu, 7 Juni 2020, Total Positif Mendekati Angka 7 Juta Kasus
UPDATE virus Corona Dunia Minggu, 7 Juni 2020, Total Positif Mendekati Angka 7 Juta Kasus /pixabay/.*/PIXABAY

PR CIREBON - Virus corona yang meresahkan masyarakat dunia, kini juga membuat para ilmuwan semakin sibuk meneliti. Pasalnya, kabar baik dari para ilmuwan ini yang diharapkan jadi cahaya terang di tengah pandemi Covid-19.

Dalam pemberitaan sebelumnya kabar baik datang dari seorang dokter di Italia yang mengklaim virus corona sudah mulai melemah dan tidak begitu mematikan.

Menyusul dokter Italia itu, kini klaim serupa datang dari para ilmuwan di Amerika Serikat yang juga menyebut bahwa virus corona sudah melemah dan tak terlalu menular.

Baca Juga: Penurunan Kasus Corona hingga 50 Persen, 4 Daerah di Jawa Timur Berganti Status ke Zona Kuning

Adapun bukti dari klaim serupa itu adalah penurunan pasien dengan alat bantu ventilator yang dapat memberi pernapasan tambahan saat menjalani perawatan di rumah sakit akibat Covid-19.

Melansir dari The Sun, ilmuwan asal AS itu bernama Dr Donald Yealy dari University of Pittsburgh Medical Center.

“Virusnya mungkin berubah. Beberapa pola menunjukkan potensi berkurang," ujar Yealy dalam konferensi persnya.

Baca Juga: Satu Kampung di Banyumas Kena Isolasi usai Kecolongan Keluarga Pemudik dari Jakarta Positif Corona

Terlebih saat ini, Inggris telah melaporkan bahwa ada 40.000 kematian akibat virus corona dan kematian secara global lebih dari 397.000 jiwa.

Lebih lanjut, dijelaskan Yealy bahwa fasilitasnya di Pittsburgh telah membantu merawat lebih dari 500 pasien Covid-19 sejak Maret lalu.

Dari total 500 orang itu, hanya menyisakan sedikit pasien yang membutuhkan ventilator dalam beberapa minggu terakhir.

Baca Juga: Lewat Yayasan Wani Amal Cirebon, Seorang Pemuda Punya Hobi Bagikan Nasi dan Pakaian Gratis

Selain itu, Yealy juga mengatakan sejumlah hasil tes pada pasien untuk kembali positif corona, menunjukkan persentase penurunan yang signifikan. Tepatnya, hanya kurang dari empat persen tes dan hanya 0,2 persen tes pada pasien yang tidak menunjukkan gejala.

Sementara itu, hingga saat ini masih banyak dokter tetap skeptis dengan temuan tersebut dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan keparahan dan penularan tidak berubah.

Baca Juga: Pos Pam PSBB Berakhir, 78 Personil TNI di Kota Cirebon Jalani Rapid Test

Bahkan, sejumlah ahli di Inggris mengatakan penelitian yang melihat perubahan genetik pada virus tidak mendukung teori Prof Alberto Zangrillo asal Italia tersebut.

Salah satunya adalah Profesor Martin Hibberd dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine. Ia jelas mengatakan tidak ada bukti yang menyarankan pengurangan keparahan.

Kemudian berlanjut dengan pendapat Oscar MacLean dari Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow, mengatakan hal itu tidak cukup masuk akal karena alasan genetik.

Sedangkan Leana Wen, seorang dokter darurat dan profesor kesehatan masyarakat di Universitas George Washington hanya mengatakan komentar Prof Alberto adalah harapan palsu.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Kabar Menag Fachrul Razi Tarik Ucapan Terkait Pembatalan Ibadah Haji 2020?

Dengan tegas, Wen mengatakan tidak ada bukti ilmiah untuk adanya perubahan pada virus corona.

“Saran dari dokter Italia berpotensi berbahaya karena memberikan jaminan palsu berdasarkan tidak ada bukti," tegas Wen mengakhiri.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x