Tren ini membuat para warga ikut ramai mengikutinya, dengan berbelanja suatu barang yang diinginkan yang sebelumnya sempat tertunda karena pandemi Covid-19.
Tren 'Belanja balas dendam' ini dengan cepat menyebar secara online setelah Wu Xiaobo, seorang ekonom dari negara tetangga Tiongkok, membahas kemunculan tren tersebut pada bulan Februari 2020.
Sebuah unggahan blog Korea Selatan tentang ramalan Wu dibagikan secara luas, sementara outlet berita semakin banyak menggunakan istilah ini untuk menggambarkan melonjaknya kembali kebiasaan warga untuk berbelanja.***