Italia Kehilangan Hampir 800 Warganya dalam Sehari karena Virus Corona, Perdana Menteri: Ini Krisis Tersulit Setelah Perang

- 22 Maret 2020, 17:09 WIB
Perawat medis di Italia Utara mengalami tekanan yang berat di mana kasus di wilayah itu dilaporkan paling parah.*
Perawat medis di Italia Utara mengalami tekanan yang berat di mana kasus di wilayah itu dilaporkan paling parah.* /AFP Photo / Paolo MIRANDA/

PIKIRAN RAKYAT - Angka kematian akibat wabah virus corona di Italia pada Sabtu 21 Maret 2020 mengalami lonjakan tinggi. Hampir 800 pasien meninggal dunia dalam waktu satu hari.

Total korban jiwa di negara itu mendekati angka 5.000, menunjukkan angka kematian terbanyak mengambil alih posisi Tiongkok sebagai negara di dunia yang paling parah dari 188 negara.

Data dari worldometers menunjukkan, Minggu, 22 Maret 2020, jumlah pengidap Covid-19 di Italia telah mencapai 53.578, naik dari angka 47.021, kata Badan Perlindungan Sipil.

Baca Juga: Cerita Maudy Ayunda Selama Masa Isolasi di Amerika, dari Baca Buku sampai Stok Sambal Indonesia

Sebanyak 2.857 dari angka tersebut masuk dalam kategori kasus yang serius, pasien-pasien dirawat di unit pelayanan intensif. Jumlah itu bertambah dari sebelumnya sebanyak 2.655 orang.

Dinukil PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, Wilayah Italia utara di sekitar Milan, Lombardy merupakan daerah yang paling parah dilanda virus Corona sejauh ini. Di wilayah itu, terdapat 3.095 kematian dan 25.515 kasus.

Kalangan pesohor Italia juga semakin banyak yang melapor terinfeksi corona.
Termasuk salah satu strikernya asal Argentina, Paulo Dybala.

Baca Juga: Indonesia Waspada Covid-19, Delapan Perjalanan KA Argo Cheribon Dibatalkan 

Kasus terinfeksi Dybala dilaporkan langsung oleh jajaran tim juara sepak bola Seri A Italia, Juventus.

"Tidak ada gejala, tetapi hasil tes menunjukkan dirinya positif Covid-19," katanya memberi keterangan.

Sementara itu, menanggapi kasus virus corona yang semakin memburuk, Perdana Menteri Giuseppe Conte pada Sabtu 21 Maret 2020 mengatakan semua kegiatan bisnis di Italia harus ditutup. Penutupan ini akan berlangsung hingga 3 April 2020 mendatang.

Baca Juga: Usai Jalani Serangkaian Pemeriksaan Kesehatan, Artis Andrea Dian Positif Corona

Namun, Kebijakan Perdana Menteri Conte itu tidak berlaku bagi bisnis yang penting atau strategis agar rantai pasokan negara bisa tetap dipertahankan.

"Ini adalah krisis paling sulit dalam periode setelah perang," kata Conte dalam sebuah video yang diunggah di Facebook. 

"Hanya kegiatan produksi yang dianggap vital untuk produksi nasional yang akan diizinkan," ia menambahkan.

Baca Juga: MilenialFest Ajak Anak Muda Buat Gerakan Milenial Melawan Covid-19

Ditambahkan Conte, toko swalayan, apotek, layanan pos dan perbankan akan tetap buka. Begitu juga beberapa layanan publik yang penting, seperti transportasi yang akan dipastikan tetap berjalan.

"Kami memperlambat mesin produksi negara tetapi tidak akan menghentikannya," katanya.

Pemerintah Italia diperkirakan akan menerbitkan dekrit darurat pada hari ini sebagai tindakan keras terbaru agar kebijakan ini segera berjalan efektif.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x