Maskapai penerbangan Mesir telah mengumumkan rencana untuk melakukan penerbangan antara resor Republik Arab dan Rusia.
Pada Minggu malam, EgyptAir mengumumkan peluncuran tujuh penerbangan baru seminggu mulai 9 Agustus, empat ke Hurghada dan tiga ke Sharm el-Sheikh.
Baca Juga: Juliari Batubara Minta Maaf kepada Megawati Soekarnoputri dan Jokowi karena Dirinya Terjerat Korupsi
Industri pariwisata Mesir pertama kali terpengaruh oleh gejolak politik internal tahun 2010-an. Setelah ledakan pesawat penumpang Rusia di atas Sinai pada 2015, Rusia menangguhkan penerbangan ke Mesir.
Selama terjadinya karantina karena pandemi virus corona, pariwisata lokal kehilangan penghasilan hingga miliaran dollar per bulan.
Namun, tahun ini diperkirakan akan mengalami peningkatan yang stabil, pada Januari negara itu dikunjungi oleh 300.000 orang, dan pada akhir April angka ini telah berkembang menjadi 520.000.
Baca Juga: Barack Obama Gelar Pesta Ulang Tahun Selama 3 Hari, Partai Republik: Aturan untukmu, Bukan bagiku
Terlepas dari semua kesulitan, Mesir berharap untuk memulihkan lalu lintas wisatawan sebelum krisis, ketika lebih dari 13 juta orang Rusia mengunjungi republik itu dalam setahun.
Lalu lintas udara antara Rusia dan Mesir dihentikan pada 2015 setelah sebuah pesawat Rusia jatuh di atas Semenanjung Sinai, menewaskan 224 orang. Salah satu kelompok teroris mengaku bertanggung jawab atas bencana tersebut.
Pada tahun 2018, setelah memperkuat langkah-langkah keamanan di bandara Kairo, penerbangan dari Rusia ke kota ini dilanjutkan.