Terdapat rumah-rumah yang banjir dan air berlumpur mengalir menuruni tangga dan lereng bukit dengan anak-anak bermain di air setinggi dada.
“Ini seperti mimpi buruk,” kata salah satu Rohingya, Rokeya Begum, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.
Baca Juga: Inilah 3 Jenis Tukang Selingkuh Menurut Para Ahli, yang Pertama Paling Bahaya
“Saya belum pernah melihat banjir seperti itu di kamp-kamp selama empat tahun. Ketika air datang, tidak ada seorang pun dari keluarga saya di rumah yang membantu.
“Saya sendirian tetapi saya bisa membawa barang-barang saya ke tempat yang lebih aman. Sekarang saya tinggal dengan keluarga lain,” ia menambahkan.
Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan lebih dari 21.000 pengungsi telah terdampak oleh banjir sementara hampir 4.000 tempat penampungan telah rusak atau hancur.
Baca Juga: Astronom Harvard Ungkap Soal Keberadaan Alien Melalui Jaringan Teleskop dan Kamera
Dikatakan lebih dari 13.000 orang terpaksa pindah di kamp-kamp, sementara ribuan fasilitas rusak, termasuk klinik kesehatan dan toilet. Akses terhambat karena rusaknya jalan, jalur dan jembatan.
Dan kemungkinan besar banjir akan semakin parah.
Pengungsi Rohingya mengatakan tanah longsor dan banjir membuat rumah-rumah mereka benar-benar tertutup lumpur.