Kematian Nakes Akibat Covid-19 di Indonesia Disorot Media Asing: Mereka Kewalahan dengan Banyaknya Pasien

- 25 Juli 2021, 17:00 WIB
ILUSTRASI nakes - Kasus Covid-19 di Indonesia kembali menjadi sorotan media asing, kali ini peningkatan kematian nakes yang disebut kewalahan dengan pasien.
ILUSTRASI nakes - Kasus Covid-19 di Indonesia kembali menjadi sorotan media asing, kali ini peningkatan kematian nakes yang disebut kewalahan dengan pasien. /Pixabay/Mariohage/

PR CIREBON – Kasus Covid-19 di Indonesia yang terus meningkat masih disoroti oleh media asing.

Media asal Singapura, Channel News Asia, menulis bahwa kasus Covid-19 di Indonesia menyebabkan peningkatan kematian di kalangan dokter.

Media tersebut juga menulis bahwa kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia memicu reaksi berantai dalam system kesehatan.

Baca Juga: Serangan di Suriah Tewaskan Dua Tentara Militernya, Turki Akan Segera Beri Balasan

Menurut media itu, varian Delta merupakan salah satu penyebab peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

“Setidaknya 545 dokter telah meninggal karena virus Corona sejak pertama kali terdeteksi di Indonesia pada awal Maret tahun lalu,” tulis media Singapura tersebut, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com.

Channel News Asia juga menulis bahwa tingkat kematian yang tinggi itu secara tajam mengurangi kinerja rumah sakit.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Karier Keuangan, 25 Juli 2021: Scorpio Kejar Target, Sagitarius Pelajari Pengalaman

“Tidak hanya dalam merawat pasien virus Corona tetapi juga dalam merawat banyak orang lain yang sangat membutuhkan perawatan rumah sakit,” lanjutnya.

Bulan Juli, menurut media itu, telah menjadi bulan yang sangat mematikan bagi para dokter Indonesia.

Hal itu karena setidaknya 108 dokter meninggal akibat virus Corona antara awal dan pertengahan Juli, dan jumlahnya diperkirakan akan meningkat.

Baca Juga: Windy Cantika Raih Medali Pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Ridwan Kamil: Keren Pisan!

“Ini adalah peningkatan tajam dibandingkan dengan infeksi di Indonesia sebelumnya pada Januari. Jumlah kematian tersebut hanya 65 di seluruh bulan Januari,” tutur media itu.

Tingginya angka kematian di kalangan dokter saat ini, lanjut media tersebut, dipicu oleh penyebaran varian Delta yang jauh lebih menular dan dimulai pada pertengahan Mei di Indonesia.

“Diyakini pertama kali menyebar di kota Kudus Jawa Tengah melalui para pekerja migran yang pulang melalui jalur laut,” katanya.

Baca Juga: Sampaikan Ucapan Ulang Tahun untuk Tissa Biani, Dul Jaelani Singgung Soal 'Anak'

“Para pekerja menjalani pemeriksaan kesehatan yang kurang ketat dibandingkan dengan pemudik yang masuk ke Indonesia melalui jalur udara,” media tersebut menambahkan.

Media tersebut mengutip laporan dari Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang menyebut bahwa banyaknya kapal kargo yang memasuki Indonesia melalui berbagai pelabuhan telah menyulitkan pemantauan setiap awak kapal dan pihak berwenang.

Awal Juni lalu, separuh kecamatan di Kudus ditetapkan sebagai zona merah karena tingginya angka penularan di kalangan tenaga medis dan masyarakat sekitar.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta 25 Juli 2021, Capricorn Prioritaskan Cintamu, Aquarius Jalan Menuju Cinta Tak Mudah

Tingkat hunian tempat tidur di rumah sakit kota mencapai lebih dari 90 persen. Sedikitnya 30 dokter terjangkit virus Corona.

“Infeksi varian Delta kemudian menyebar ke sekitar Kudus termasuk Jepara dan Pati sebelum menyebar ke kota-kota lain di nusantara, termasuk Jakarta.

“Varian ini menyebar dengan cepat sebagian karena orang-orang melintasi banyak tempat, bertemu teman, keluarga, dan kerabat mereka untuk merayakan liburan Idul Fitri di bulan Mei,” beber media itu.

Baca Juga: Ribuan Demonstran Serukan 'Kebebasan' Saat Protes Terhadap Kebijakan Lockdown Covid-19 di Australia

Indonesia telah mengalami peningkatan 51,4 persen dalam penyebaran varian Delta sejak pertengahan Mei, menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial.

Tingkat hunian tempat tidur di semua rumah sakit di enam provinsi di Jawa, kecuali provinsi Jawa Timur, mencapai di atas 80 persen, hingga akhir Juni.

“Rumah sakit, menurut keterangan seorang pejabat di Ikatan Dokter Indonesia (IDI), telah kolaps secara fungsional, karena terlalu sedikit dokter yang menangani terlalu banyak pasien,” tulis Channel News Asia.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Minggu, 25 Juli 2021, Libra Banyak yang Menginginkanmu, Scorpio Sakit Hati Diremehkan

Sekitar 1.900 pasien harus menunggu di ruang gawat darurat di rumah sakit Jakarta karena tempat tidur untuk pasien virus Corona penuh.

Sedangkan 1.400 lainnya harus menunggu untuk dialokasikan tempat tidur rumah sakit di rumah masing-masing dan banyak pusat kesehatan masyarakat di seluruh ibu kota.

“Para dokter kewalahan dengan banyaknya pasien. Rumah sakit telah memobilisasi lebih banyak dokter dalam pelatihan untuk mengatasi krisis tenaga kerja.

Baca Juga: Wajib Tahu! Manfaat Konsumsi Ikan untuk Membantu Penurunan Berat

"Tetapi ini tidak cukup untuk mengatasi peningkatan tiba-tiba dan luar biasa dalam jumlah pasien yang membutuhkan perawatan akut,” tandas media itu.

Media tersebut juga menulis bahwa tingkat kematian yang sama tinggi di antara perawat juga menjadi perhatian.

Sejak pandemi merebak di Indonesia, 445 perawat meninggal akibat virus corona dari total 7.392 perawat yang dinyatakan positif.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x